Industri Pangan Masih Impor Bahan Baku

Sandra Karina, Jurnalis
Senin 13 Agustus 2012 17:03 WIB
Ilustrasi. (Foto: Corbis)
Share :

JAKARTA - Industri pangan olahan nasional saat ini masih bergantung pada bahan baku impor.

Peneliti Utama Badan Pengkajian Iklim dan Mutu Industri Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Atih Suryati mengatakan, jumlah industri pangan olahan hampir mendominasi industri kecil dan menengah (IKM), yakni 1,5 juta unit dari 3,8 juta unit total IKM pada 2009 lalu.

Selain itu, pertumbuhan industri pangan  juga relatif tinggi yakni rata-rata 16 persen selama 2005-2009. Sementara, IKM hanya bertumbuh sekira 10 persen. Untuk itu, kata dia, pemerintah harus bisa meningkatkan rantai pasokan bahan baku IKM, tertama pangan.

Atih menjelaskan, struktur ekspor Indonesia masih didominasi oleh bahan mentah. Sedangkan impor industri rata-rata mencapai 30 persen dari biaya produksi dan dari jumlah itu, 70 persen di antaranya berupa bahan baku.

"Bahan baku IKM pangan saat ini masih diperoleh dari usaha pertanian non perkebunan yang dikelola oleh petani kecil dengan luas lahan di bawah satu hektare," kata Atih di Kemenperin, Jakarta, Senin (13/8/2012).

Ke depan, kata dia, kebijakan IKM pangan harus didasarkan pada potensi sumber daya alam (SDA) lokal. Pemerintah, lanjutnya, juga bisa memberikan diinsentif bea keluar untuk bahan mentah guna mengurangi ekspor bahan mentah dan menarik masuknya investasi.

Menanggapi hal tersebut. Dirjen IKM Kemenperin Euis Saedah mengatakan, pihaknya saat ini sudah memiliki program hilirasi singkong. Selain itu, dia juga akan melakukan program hilirisasi untuk beberapa jenis umbi-umbian dan kacang-kacangan pada tahun depan.

"Ini bentuk keprihatinan kita terhadap tingginya impor bahan baku seperti terigu dan kedelai. Semuanya sudah ada di litbang," tandasnya.

Seperti diketahui, guna mempercepat proses industrialisasi, selama 2012-2014, pengembangan industri nasional difokuskan pada tiga program utama, yaitu hilirisasi industri berbasis agro, migas dan bahan tambang mineral, peningkatan daya saing industri eksisting, dan pengembangan industri kecil dan menengah (IKM).

(Widi Agustian)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya