ESDM: Konversi BBM ke Gas dan Batu Bara di PLN Sudah Optimal

DEPOK - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengklaim keberhasilan PLN yang telah berhasil melaksanakan program konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke gas dan batu bara. Penggunaan BBM turun signifikan ketimbang tahun lalu dan dapat dihemat.

Wakil Menteri ESDM Rudi Rubiandini mengatakan saat ini BBM yang dipakai PLN hanya 5 persen atau angka pastinya yakni 4,6 persen untuk memasok beban kebutuhan. Itu artinya, kebutuhan PLN terhadap BBM turun sepertiga dari 15 persen di tahun lalu.

"51 persen pakai batu bara, lalu ada gas 24 persen, air sembilan persen, BBM lima persen, ada saat yang bersamaan batu bara naik dari 52 persen menjadi 60 persen, BBG naik dari 22 menjadi 25 persen. Dulu kebutuhan BBM 15 persen, sekarang turun sepertiga,” ungkapnya dalam sidak ke PLN P3B Jawa Bali, Cinere, Depok, Selasa (14/8/2012).

Rudi mengklaim hal itu menunjukkan bahwa konversi dari BBM ke gas ke batu bara telah terjadi dengan sangat baik di PLN. Jumlah kebutuhan listrik, kata dia, dari tahun ke tahun naik 8,2 persen.

"2011-2012 naik delapan persen, itu kenaikan konsumsi rumah tangga lebih tinggi dibanding tahun lalu, Jabar, Jateng, Jatim, Bali, naik dua digit, artinya geliat industri di Jateng, Jabar, Jatim, Bali, lebih tinggi dibanding Jakarta dan Banten, belanja PLN tahun lalu lima juta kl, tahun ini hanya sekira dua juta kl BBM, betul-betul terjadi penurunan pembelian BBM," tegasnya.

Selain itu, lanjutnya ternyata di dalam pengelolaan aset-aset PLN tercatat bahwa PLN mempunyai 49 travo berukuran 500, dengan beban kemampuan suplai 24 ribu MVP. Jawa Bali memiliki 855 unit untuk dikelola, untuk memenuhi beban di pulau Jawa dan Bali.

"PLN juga punya kabel transmisi 20.233 KM, dengan tiang 34.396, tanggung jawab PLN harus dijaga, jangan sampai terjadi mati lampu saat lebaran dan 17 Agustus," tutupnya.