Setengah Tahun Menjabat, Ini Direksi BUMN yang 'Diacak-acak' Dahlan

Gina Nur Maftuhah, Jurnalis
Jum'at 24 Agustus 2012 07:13 WIB
Menteri BUMN, Dahlan Iskan. (Foto: Okezone)
Share :

MEMBAWAHI lebih dari 100 unit usaha milik negara tentu tidak mudah. Apalagi, banyak di antara BUMN yang sakit dan segera butuh diobati. Presiden percaya, sosok Dahlan Iskan adalah dokter yang pas menjadi dokter untuk BUMN ini.

Siapa tak kenal Dahlan. Menteri satu ini terkenal paling nyentrik di antara menteri-menteri di jajaran kabinet Indonesia Bersatu Jilid Dua. Selain setelah hitam putih dan sepatu ketsnya, mantan direktur PLN ini juga terkenal sebagai sosok yang santai, down to earth dan ceplas-ceplos.

Beberapa waktu setelah Presiden mengumumkan bahwa dirinya menggantikan Mustafa Abubakar menjadi Menteri BUMN, Dahlan lantang berjanji bahwa di kursi BUMN 1, dirinya akan memangkas birokrasi dan tradisi rapat yang lebih sering memakan waktu ketimbang aksi nyata. Selain itu, Dahlan juga berjanji akan merampingkan BUMN, atau dalam bahasanya, meleburkan BUMN Dhuafa.

"Saya juga akan membentuk dream team untuk membuat BUMN solid," ujar Dahlan.

Tak perlu menunggu waktu lama menunggu aksi Dahlan ini. Dalam waktu yang berdekatan, tercatat sudah beberapa direksi BUMN diganti menteri asal Surabaya ini. Dahlan tercatat telah mengganti Dirut PT Perkebunan Nusantara III dan IV, Dirut PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dan PT PAL Indonesia.

Puncaknya adalah ketika secara tiba-tiba, Dahlan mengganti lima direksi BUMN penyetor setoran terbesar ke kas negara, PT Pertamina (persero). Mantan Bos Jawa Pos ini mengangkat Chrisna Damayanto sebagai Direktur Pengolahan, Hanung Budya Yuktyanta sebagai Direktur Pemasaran dan Niaga, Evita Maryanti Tagor sebagai Direktur Sumber Daya Manusia, Luhur Budi Djatmiko sebagai Direktur Umum dan Hari Karyuliarto sebagai Direktur Gas.

"Untuk membentuk dream team," demikian alasan Dahlan menggantian direksi Pertamina tersebut dalam pesan singkatnya kepada Okezone.

Karena langkah itu, Dahlan bahkan dikabarkan bersitegang dengan Menteri ESDM Jero Wacik dan juga Sekretaris Kabinet Dipo Alam. Bagaimana tidak, sesuai dengan UU, untuk mengganti direksi Pertamina, dahlan harusnya meminta restu Tim Penilai Akhir (TPA) yang diketuai Wakil Presiden Boediono, alih-alih sebaliknya.

Bahkan, SBY sendiri sempat berkomentar terkait ketegangan di timnya tersebut. Dahlan pun kena tegur bosnya tersebut dan meminta agar dia lebih berhati-hati dalam mengganti direksi.

"Sampaikan secara tertulis perihal ini kepada Menteri BUMN, kecepatan perlu, tapi jangan sampai melanggar aturan. Bisa ada bom waktu," ungkap SBY dalam disposisi kepada Dipo Alam awal Juli lalu.

Dahlan bukannya gentar dan kemudian tak berbuat apa-apa. Pada 11 Mei, dalam RUPS, Dahlan juga mengganti Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dari Rinaldi Firmansyah menjadi Arief Yahya yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Enterprises dan Wholeshale.

Tiga hari kemudian, giliran Dirut Merpati Airlines. Dahlan mengganti maskapai yang sakit ini dari Sardjono Jhony ke Komisaris Utamanya Rudi Setyopurnomo.

"Saat ini, Merpati masih rugi Rp2 miliar per hari," komentar Dahlan.

Tak jua puas, Dahlan juga mengganti empat direksi Sarinah setelah Dirut Sarinah Jimmy Gani mengundurkan diri karena lebih memilih melanjutkan kembali sekolahnya ke Harvard University di AS. Dahlan juga kemudian mengganti Dirut PT Inti.

Selama bulan Ramadan lalu, Dahlan juga mengobrak-abrik sembilan direksi PT KAI, mengganti Dirut Jamsostek dari Hotbonar Sinaga ke Elvyn G Masassya dan kemudian PT Dirgantara Indonesia (DI). Bahkan dua nama yang terakhir ini diganti hanya dalam hitungan jam saja. Selain itu, dia juga mengganti Dirut PT Perhutani dengan PT Sang Hyang Seri.

Hmm, siapa lagi nama direksi yang akan diganti menteri nyentrik ini dan apa alasannya? Kita tunggu saja.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya