JAKARTA - Industri Kecil dan Menengah (IKM) saat ini masih kekurangan bahan baku. Pasalnya, sebagian bahan baku seperti katun saat ini masih didatangkan dari luar negeri alias impor.
Dirjen IKM Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Euis Saedah meminta kepada para produsen bahan baku tekstil dan produk tekstil (TPT) berskala besar agar bisa memasok untuk industri IKM.
“Selama ini, pelaku IKM tidak kesulitan memperoleh poliester dan pemerintah tidak akan melarang produsen mengekspor poliester. Ekspor poliester akan menambah devisa bagi negara,” kata Euis di Jakarta, Kamis (11/10/2012).
Menurutnya, pemerintah akan membantu para pelaku IKM untuk mendapatkan bahan baku sehingga bisa memproduksi produk yang bernilai tambah tinggi. “IKM memberikan kontribusi yang besar terhadap PDB. IKM mempunyai andil 34 persen pada PDB dan hal ini membuktikan bahwa IKM mampu bertahan di saat krisis ekonomi melanda Amerika Serikat dan Eropa,” ucapnya.
Kemenperin mencatat, tahun ini, sektor IKM diproyeksikan akan mampu menyerap tenaga kerja hingga 9,4 juta orang dari lebih dari empat juta unit usaha.
Nilai investasi sektor IKM diproyeksikan akan mencapai Rp261 triliun. Pada 2013 dan 2014, nilai investasi akan mencapai menjadi Rp284 triliun dan Rp313 triliun. Nilai ekspor produk IKM pada tahun ini akan mencapai USD16.541, dan diproyeksikan akan terus naik menjadi USD18.060 di 2013 dan USD19.579 pada 2014.
(Martin Bagya Kertiyasa)