Dahlan Minta BUMN Lepas Anak Usahanya

Iwan Supriyatna, Jurnalis
Selasa 30 Oktober 2012 15:09 WIB
Ilustrasi. (Foto: Corbis)
Share :

JAKARTA - Beberapa perusahaan BUMN yang memiliki anak usaha, maupun cucu-cucu perusahaan diminta untuk melepas usahanya. Permintaan tersebut dikarenakan porsi kepemilikan saham di perusahaan tersebut hanya sedikit, selain itu anak usaha tersebut tidak sejalan dengan usahanya.

"Saya ingin BUMN fokus pada bidang usahanya, karena itu saya ingin mereview mengkaji ulang anak-anak usaha BUMN," kata Menteri BUMN Dahlan Iskan, di Gedung PNM, Jakarta, Selasa (30/10/2012).

Dia mencontohkan, PT Dirgantara Indonesia (PT DI), saat ini memiliki dua anak perusahaan dan dua anak perusahaan patungan. Pada perusahaan patungan tersebut, Dahlan meminta agar dijual ke pihak lain sehingga PT DI bisa lebih fokus dalam menjalani inti usahanya.

"Perusahaan patungan, saya minta PT DI untuk keluar dari situ karena sahamnya hanya 10 persen, agar dijual saja ke parter yang menghendaki. Ternyata PT DI ikut dengan jasa konsultan, maka harus keluar juga dari situ. Sehingga PT DI tetap memiliki dua anak perusahaan dan satu anak perusahaan patungan saja," tutur Dahlan.

Selain PT DI, Dahlan juga meminta PT Pindad melepas diri dari industri plastik, dan PT Inti keluar dari perusahaan yang memproduksi suku cadang turbin.

"Saham Pindad hanya 7,4 persen dalam produksi suku cadang mesin turbin, lagi juga bukan di bidangnya. Pindad juga agar meninggalkan bisnis bahan peledak, jadi harus lebih fokus ke bidang pertahanan karena saat ini sedang mendapatkan order dari Kementerian Pertahanan," tutur Dahlan.

Begitu pun dengan PT Krakatau Steel yang memiliki 10 anak perusahaan agar melepas cucu perusahaannya yang bergerak di bidang air minum kemasan karena tidak sejalan dengan usaha baja.

"Lalu meninggalkan usaha meteran listrik yang hanya 15 persen sahamnya, meninggalkan bisnis bata tahan api karena hanya 10 persen sahamnya dan meninggalkan juga bisnis jalan tol. Ini semua enggak ada hubungannya sama produksi baja," kata dia.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya