Merayakan Tahun Baru

Koran SI, Jurnalis
Minggu 30 Desember 2012 12:14 WIB
Ilustrasi. (Foto: okezone)
Share :

Dulu waktu saya masih tinggal di kampung, tahun baru adalah hal biasa. Pergantian tahun lewat begitu saja tanpa kembang api memecah-mecah langit,tanpa perayaan glamor di mal-mal,tanpa selebrasi di kafe-kafe atau hotel-hotel berbintang, tanpa konser musik semalaman, tanpa ada "hitung mundur" yang mendebarkan.

Dulu pergantian tahun meluncur mulus dengan kekhusukan, kesederhanaan, dan refleksi penuh makna. Kini tahun baru begitu bersinar, begitu penuh dengan perayaan, begitu penuh dengan glamor dan kehedonisan. Dulu penuh kekhidmatan,kini penuh dengan ingar-bingar. Dulu penuh kepolosan, kini penuh kepalsuan. Wajar saja karena dulu waktu di kampung saya masih pusing tujuh keliling bergumul dengan urusan perut.

Kini, ketika urusan perut sudah terlewati, kebutuhan dan tuntutan kita akan tahun baru menjadi kian sophisticated. Tahun baru yang dulu kita lewati dengan begitu enteng dan sederhana sekarang menjadi begitu kompleks dan neko-neko. Bagaimana kalangan kelas menengah kita (yup, consumer3000) merayakan tahun baru? Saya akan mencoba memberikan laporan pandangan mata saya langsung dari TeeKaaa- Peeee...!!!

Hedonis

Momen pergantian tahun adalah momen yang spesial.Karena itu harus dirayakan secara super spesial. Banyak polah-tingkah yang kita lakukan untuk membikin detik-detik pergantian tahun menjadi spesial. Kini mulai muncul tren masyarakat kelas menengah kita merayakan tahun baru di hotel. Itu sebabnya hotel-hotel di mana pun di seluruh pelosok negeri ini sold-out di ujung tahun.

Beragam acara digelar oleh hotel.Yang paling favorit adalah pentas musik artis papan atas, termasuk artis asing. Tahun ini misalnya Rick Price dan Adam Lambert giliran menggoyang Jakarta dan Bali. Tempat favorit untuk merayakan pergantian tahun tentu saja mal. Hampir semua mal di Jakarta menggelar acara old & new yang serba wah. Menikmati acara pergantian tahun di mal-mal di Jakarta serasa kita tidak sedang berada di Indonesia.

Semuanya serbawah dan glamor: mulai dari pesta kembang api, pentas musik artis ternama, dekorasi dan tata lampu hingga 1.001 macam atraksi yang digelar pengelola mal. Cara lain merayakan pergantian tahun adalah dengan bepergian jauh dari rumah. Ada yang ramai-ramai bersama keluarga menyewa vila di Puncak.

Ada yang mau repot bergumul kemacetan di Bandung. Bahkan kini mulai muncul tren masyarakat mampu merayakan malam tahun baru di negara tetangga Singapura, Thailand, atau Hong Kong. Pokoknya asal tidak di rumah.Nggak seru kalau malam tahun baru cuma ngendon di rumah...jadul alias katrok!

Boros

Menyongsong tahun baru juga berarti boros berbelanja. Ini tak mungkin kita hindarkan karena rayuan diskon di mal-mal di antero kota terus melambai-lambai menggoda isi kantong. New Year Sale, Year End Sale, Midnight Sale, Christmas Sale, Old & New Promo, Year End Clearance atau apa pun namanya seperti dikomando menggoda iman kita untuk berbelanja. Dulu cuma 50 persen, kini tambah seru: 50% + 20% + 10% seperti saya lihat pada iklan salah satu department store papan atas.

Pucuk dicinta ulam tiba, ketika diskon merajalela,bonus-bonus hasil memeras keringat sepanjang tahun pun mulai dibagikan. Dampaknya gampang ditebak: nafsu belanja tak terbendung lagi layaknya luapan banjir pintu air Katulampa. Kita menjadi kalap berbelanja. Apa pun kita beli,mulai dari smartphone terbaru, tablet termutakhir, TV LED tercanggih, sepatu branded tergres, furnitur China yang murah tapi bagus hingga mobil keluaran terbaru.

Celakanya, sering kali semua itu kita beli bukan karena kita butuh, tapi karena lagi ada diskon,titik. Sehari atau dua hari menjelang tahun baru, kita semua tumplek-blek di mal-mal dan pasar-pasar untuk memuaskan nafsu berbelanja. Pengelola mal pun panen. Senayan City misalnya, menjelang pergantian tahun besok bakal dibanjiri 150 ribu pengunjung per hari, naik dua kali lipat dari hari biasa.

Omzetnya tak tanggungtanggung, bakal naik 300 persen. Saya sering mengatakan bahwa konsumen kelas menengah memiliki dua ciri utama,yaitu memiliki daya beli tinggi (high buying power) dan pintar (knowledgeable).

Ketika dua hal ini bereaksi kimia, hasilnya adalah sebuah profil konsumen yang sophisticated dan memiliki kebutuhan yang kompleks. Pola konsumsi mereka juga menjadi kompleks dan sophisticated. Termasuk dalam "mengonsumsi" peristiwa pergantian tahun. Selamat Tahun Baru 2013.

YUSWOHADY
Pengamat Bisnis dan Pemasaran Penulis Buku "Consumer 3000"
Blog: www.yuswohady.com
Twitter: @yuswohady

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya