BANDA ACEH - Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mengeluh atas belum mengesahkan Rancangan Anggaran Belanja Daerah Aceh (RAPBA) 2013. Molornya pengesahan anggaran ini berdampak langsung pada usaha mereka yakni sepinya permintaan atau pembeli.
Penjual pulsa eceran di kawasan Batoh, Banda Aceh Jafaruddin mengaku, akhir-akhir ini pembeli pulsa di kiosnya agak sepi jika dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. "Kadang ada yang beli tapi utang dulu, alasannya belum cair uang," katanya pada Okezone, Kamis (24/1/2013).
Kondisi ini berbeda dibandingkan pada bulan-bulan terakhir di 2012, di mana pembelinya lumayan banyak.
"Bahkan uang yang dikasih pembeli banyak uang nominal besar seperti Rp50 ribu, bukan uang pecahan," sebut dia.
Hal senada diakui Muhammad Rizal, pemilik toko pakaian di kawasan Lambhuk, Banda Aceh. "Ya, agak sepi memang, mungkin ada pengaruhnya dengan belum disahkan APBA ya," ujar Rizal.
Menurutnya dengan sepinya pembeli ini sangat berpengaruh terhadap omzet yang diterimanya. Padahal dia membutuhkan banyak biaya untuk membayar sewa toko, listrik, air serta kebutuhan keluarga lainnya.
Pakar UKM dari Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Iskandar Madjid mengatakan, sangat wajar pedagang mengeluh dengan belum disahkannya APBA. Menurutnya perekonomian dan perdagangan Aceh masih sangat bergantung pada APBA karena provinsi ini belum memiliki sektor produksi atau industri besar.
"Dampak sangat luas dari belum disahkannya APBA terutama di sektor ekonomi dan perdagangan," jelas Iskandar.
Belum disahkannya APBA, lanjut dia, membuat uang yang beredar di Aceh sedikit. Hal ini berpengaruh langsung pada minat beli masyarakat.
"Minat beli turun, karena apa? Karena tidak ada uang," sebut Direktur UKM Center Unsyiah itu.
Iskandar menuturkan, akhir-akhir ini para pedagang kaki lima di Pasar Peunayong Banda Aceh juga pernah mengeluh padanya akan sepinya pembeli.
"Dijual sayur enggak habis, mereka jual telur juga enggak habis. Kenapa? Karena uang belum ada. Ya itu dampak langsung pada industri-industri kecil ini," komentarnya.
Iskandar menambahkan molornya pengesahan APBA bukan hanya berdampak pada ekonomi mikro, namun juga berpengaruh pada ekonomi makro. Dia memperkirakan pertumbuhan perekonomian Aceh akan lambat akibat dari terlambatnya disahkan APBA.