JAKARTA - Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih akan melanjutkan tren negatif, mengikuti pelemahan tajam nilai tukar Yen. Selain itu, pergerakan rupiah juga dipengaruhi aksi jual yang terjadi di pasar valas.
Menurut Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada, para pelaku pasar menunggu rilis dari pertumbuhan AS serta perbaikan data-data ekonomi secara bertahap pada Eropa dan AS. Hal tersebut membuat kenaikan nilai tukar kedua mata uang.
"Namun di sisi lain core CPI Jepang dan adanya harapan akan stimulus telah membuat nilai tukar Yen berdepresiasi," ungkapnya di Jakarta, Selasa (29/1/2013).
Lebih lanjut dia menjelaskan, apresiasi Euro juga seiring perbankan yang mulai membayar Long Term Refinancing Operations (LTROs) kepada European Central Bank (ECB).
"Kemungkinan pelaku pasar masih wait & see terhadap iklim investasi, suku bunga, dan inflasi dalam negeri sehingga membuat perdagangan Rupiah belum menguat," jelas Reza.
(Martin Bagya Kertiyasa)