JAKARTA - Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan melanjutkan pelemahan meski tipis. Hal tersebut lantaran nilai tukar Euro masih terapresiasi dengan tajam, terutama terhadap USD dan Yen.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, pergerakan rupiah dipicu oleh hasil data yang bervariatif sehingga hal tersebut mempengaruhi pasar.
"Padahal pada perdagangan sebelumnya sempat menguat setelah USD mulai bergerak stabil dan rilis kenaikan trade balance New Zealand yang diikuti positifnya Gfk Consumer Climate Jerman," jelasnya di Jakarta, Rabu (30/1/2013).
Menurutnya, sentimen dari rilis data-data makro yang cukup kondusif yang dibarengi dengan positifnya rilis kinerja emiten membuat permintaan akan aset-aset berisiko meningkat, dan ini melemahkan USD.
"Selain itu, tidak ketinggalan pembayaran Long Term Refinancing Operations (LTROs) kepada European Central Bank (ECB) turut direspons positif dan menguatkan nilai tukar Euro," kata Reza.
(Martin Bagya Kertiyasa)