SOLO - Beberapa tahun belakangan ini industri mebel rotan di Trangsan, Sukoharjo, Jawa Tengah mengalami kemerosotan yang cukup drastis. Semula terdapat lebih dari 500 unit usaha yang aktif memproduksi, kini tinggal sekira 100 unit usaha yang masih aktif berjalan.
"Akar permasalahannya, antara lain karena akses pemasaran yang rendah, harga produk yang lebih tinggi dibandingkan harga produk pesaing, keterbatasan ragam desain produk, termasuk kelemahan adalah pemberdayaan yang ada dilakukan secara parsial, tidak berupa kebijakan yang bersifat sistemik,” jelas Bambang Mursito kepada Okezone, seusai mempertahankan disertasinya yang berjudul Pemberdayaan Pengrajin Mebel di Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Sukoharjo, di Kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah, Jumat (1/2/2013).
Bambang mengungkapkan bahwa pada 2007-2008 usaha mebel rotan Trangsan merupakan usaha potensial di wilayah eks karesidenan Surakarta, terutama Kabupaten Sukohajo, di mana melibatkan 216 eksportir serta menyerap tenaga kerja sekira 44 ribu orang. Hasil produksi mebel rotannya seperti kursi, meja, lemari, sketsel, perabotan rumah dan sebagainya.
"Outputnya kurang lebih sekitar 690 kontainer per bulan, dan mencatat nilai ekspor sebesar Rp841,23 miliar. Salah satu komoditas ekspor utama bagi Kabupaten Sukoharjo setelah tekstil," jelasnya.
Namun seiring dengan krisis ekonomi global, terutama krisis Eropa, kata Bambang yang juga pengajar Universitas Islam Batik Solo, usaha mebel rotan Trangsan mengalami kemerosotan. Bahkan ditambah lagi, naiknya harga bahan baku rotan dan sulitnya mendapatkan rotan. "Rotan yang dikerjakan oleh pengrajin di Trangsan berasal dari Kalimantan," ujarnya.
Menurut Bambang, sebenarnya usaha mebel rotan Trangsan masih memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Oleh karena itu, pemerintah perlu memberikan intervensi yang mampu melancarkan sekaligus menguatkan.
"Intervensi bisa berupa penetapan kebijakan yang proindustri, seperti pemberian fasilitas untuk melancarkan arus bahan baku. Selain itu, pengrajin sebaiknya melakukan pengasahan inovasi dan kreativitas secara mandiri," pungkasnya.