JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mencatatkan kenaikan pada laba bersih sebesar 21 persen menjadi Rp7,1 triliun pada tahun 2012 jika dibandingkan laba pada tahun 2011 sebesar Rp5,81 triliun.
Menurut Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo, perolehan laba bersih tersebut didorong oleh peningkatan pada pendapatan nonbunga yang tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 11, 1 persen dari Rp7,6 triliiun 2011 menjadi Rp8,4 triliun tahun ini.
"Sumber utama pertumbuhan pendapatan nonbunga adalah provisi dan komisi," jelasnya dalam Analyst Meeting & Press Conference di Gedung BNI Jakarta, Kamis (28/2/2013).
Menurutnya, dengan kedua penyangga tersebut, yaitu provisi dan komisi, maka operating BNI mampu menembus pertumbuhan 14,9 persen menjadi Rp23,9 triliun.
"Dengan demikian, income yang kami capai ini sustainable, karena pertumbuhan operating income sudah lebih tinggi dibandingkan peningkatan operating expense yang tumbuh 14,4 persen," jelasnya.
Adapun BNI mencatat indikator-indikator rasio keuangan yang terus membaik, misaalnya CASA rasio yang naik menjadi 67 persen pada 2012 dibandingkan dengan sebelumnya 64 persen.
Selain itu, Net Interest Margin (NIM) mampu dijaga di level 5,9 persen, Loan to Deposit Ratio (LDR) naik dari 70 persen menjadi 78 persen. Coverage ratio atau cadangan yang dibentuk untuk mengantisipasi memburuknya pinjaman meningkat dari 120 persen menjadi 123 persen.
"Begitu pula dengan ROA (Return on Asset) tahun ini tercatat 2,9 persen dan ROE (Return on Equity) tercatat 20 persen," jelasnya.
(Widi Agustian)