JAKARTA - Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan mengalami kenaikan meskipun naik tipis. Kenaikan tersebut seiring dengan pernyataan The Fed sebelumnya dalam pertemuannya, yang tetap mempertahankan bond buying programnya di level USD85 miliar.
"Akan tetapi, penguatan ini dibatasi dengan langkah S&P yang merevisi peringkat utang Indonesia karena pemerintah Indonesia dinilai telah mengulur-ulur momentum reformasi ekonomi," ungkap Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta, Jumat (3/5/2013).
Sikap pemerintah yang mengulur-ulur momentum reformasi ekonomi, membuat potensi Indonesia untuk mendapatkan peningkatan rating kian berkurang. Di sisi lain, S&P tetap mempertahankan peringkat kredit jangka pendek di level BB+ dan jangka panjang di level B.
"Selain kabar dari penurunan rating tersebut, pelemahan Rupiah juga dipicu penurunan tajam pada bursa saham," kata dia.
Sebelumnya, Rupiah ditutup menguat di level Rp9.728 per USD dibandingkan perdagangan rupiah pada awal Mei saat bersamaan dengan May Day yang menyentuh level Rp9.730 per USD.
Bank Indonesia (BI) mencatat, kurs tengah rupiah untuk harga jual berada di level Rp9.777 per USD dan untuk harga beli di level Rp9.679 per USD. Bloomberg mencatat, kurs tengah rupiah berada di level Rp9.738 per USD, sementara Yahoofinance mencatat rupiah berada di level Rp9.723 per USD.
(Martin Bagya Kertiyasa)