JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja mengumumkan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Mei. Pada Mei ini, IHK mengalami deflasi sebesar 0,03 persen.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Hartadi Sarwono mengatakan, deflasi yang terjadi pada periode Mei sesuai dengan yang diperkirakan pihaknya. Menurutnya, angka prediksi BI memang ada di kisaran tersebut.
"Kita kalau enggak salah 0,04-0,05 persen, keluarnya 0,03 persen sesuailah dengan kita. Kalau enggak kan 5,58 persen, paling turun sedikit 5,57 persen," kata Hartadi di Gedung DPR, Jakarta, Senin (3/6/13).
"Kalau inflasi menurun, daya beli sebenarnya enggak menurun. Berbanding terbalik antara daya beli dan inflasi, kalau inflasi tinggi, itu daya beli menurun." tambah dia.
Menurutnya, penyebab deflasi adalah harga bahan pokok seperti bawang putih, dan bawang merah, yang sebelumnya melambung tinggi kini sudah mulai turun.
Dia mengatakan, menjelang Ramadan, akan banyak permintaan terhadap bahan-bahan makanan yang akan memicu inflasi.
Oleh karena itu, dia mengungkapkan untuk mengatasi hal tersebut harus tetap menjaga suplai dan distribusi. "Pasti akan membuat inflasi akan sedikit naik. Yang penting, kebijakannya ya hanya satu yakni suplai dan distribusi," tutur dia.
Hartadi mengatakan, pemerintah jangan hanya memikirkan Jakarta, namun harus memperhatikan seluruh Indonesia. "Jadi kalau suplainya bisa kita sediakan, pasokannya cukup, dan dengan distribusi yang baik, maka kita bisa memitigasi efek inflasi dari kenaikan Ramadan," tukas dia.
(Martin Bagya Kertiyasa)