JAKARTA - Akuntabilitas laporan keuangan Indonesia semakin menunjukkan perbaikan ke depan dari tahun ke tahun. Meski demikian, kinerja pemakaian anggaran ini dinilai masih belum sempurna.
"Saya melihat sebenarnya kita bisa lebih kalau yang dikoreksi, tadi betul-betul diperbaiki dengan sebaik-baiknya," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kala menerima iktisar hasil laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (12/6/2013).
SBY meminta, bagi satuan kerja dan instansi yang belum bisa diakses e-audit agar segera melakukan sinergi. "Serahkan kepada saya daftar instansi pemerintah yang belum bisa tersambung dengan e-audit yang dimiliki BPK," katanya.
Menurutnya, dengan pemerintah saat ini sudah tertib dalam menerapkan laporan penggunaan anggaran, maka lembaga negara yang lain akan melakukan hal serupa. "Tolong di kasih beri tahu saya mana-mana yang belum diakses dan mengapa," tambah dia.
Dia menilai, dengan diperbaikinya pengelolaan anggaran, maka telah memperbaiki wilayah hulu. Dengan demikian, wilayah hilirnya akan semakin membaik, sehingga pelanggaran yang ditemukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kepolisian RI, dan Kejaksaan akan berkurang.
"Sebetulnya kerja auditor BPK, BPKP inspektorat itu garap bersama-sama penyelamatan uang negara dari hulu. Seblum (disorot) KPK, kita harus bekerja keras, termasuk Kepolisian," tutur dia.
"Tujuannya kan bukan untuk diadili dan hakimi orang, tujuan utamanya menyelamatkan uang negara sebesar dan sebanyak-banyaknya," tukas dia.
(Martin Bagya Kertiyasa)