"Ada Distorsi Harga yang Jadi Kebiasaan"

Dina Mirayanti Hutauruk, Jurnalis
Minggu 23 Juni 2013 11:04 WIB
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
Share :

BANDUNG - Harga-harga kebutuhan pokok mulai merangkak naik menjelang hari raya Ramadan. Pemerintah mengklaim kenaikan tersebut merupakan hal normal yang terjadi setiap tahunnya.

Namun, pakar ekonomi dari Komite Ekonomi Nasional (KEN), Aviliani, menilai bahwa penyataan pemerintah tersebut merupakan pemikiran yang salah. Menurutnya, menjelang puasa, pengusaha-pengusaha menyiapkan suplai yang lebih besar seperti halnya daging.

Karenanya, harga tidak seharusnya naik karena pasokan tersedia. "Harusnya tidak naik, ini berarti ada distorsi harga yang menjadi kebiasaan," kata Aviliani di Hotel Hilton, Bandung, kemarin.

Dia mengatakan, pemerintah perlu mencari letak distorsi yang menyebabkan kenaikan tersebut. Dia menduga, salah satu distorsi penyebab naiknya harga bahan pangan menjelang lebaran adalah rantai distribusi yang panjang, dari importir hingga ke konsumen bawah.

Karenanya, dia menilai rantai tersebut seharusnya dipotong sehingga pemerintah dapat memantau harga sampai pada konsumen bawah. "Pemerintah ketika menetapkan importir, dia  harus tahu bagaimana distribusinya, sehingga di situ bisa dipotong keuntungan-keuntungan yang tidak perlu terutama bahan pokok," katanya.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya