JAKARTA - Total E&P Indonesie telah mengajukan proposal kepada pemerintah Indonesia terkait kontrak pengelolaan Blok Mahakam, Kalimantan Timur. Dalam proposal tersebut, Total mengajukan penawaran masa transisi lima tahun untuk mentransfer pengetahuan dan pengalaman pengelolaan ke Pertamina.
President Director Total E&P Indonesie Elisabeth Proust mengatakan, penawaran masa transisi itu tidak bermaksud merendahkan kemampuan Pertamina. Menurutnya, untuk menggarap suatu Blok migas haruslah mengerti situasi dan kondisi wilayah tersebut.
"Anda perlu tahu suatu blok, Anda perlu tahu instalasi tersebut. Anda perlu tahu resevoir tersebut. Kami memiliki 17.000 resevoir untuk mengelola. Ini adalah pertanyaan pengetahuan, bukan masalah kapasitas," kata Elisabeth di kantor Total E&P Indonesie, di Gedung WTC II, Jakarta, Kamis (18/7/2013).
Elisabeth menambahkan, untuk mendapatkan pengetahuan ini, Total harus memperjuangkan 45 tahun untuk melakukan eksploitasi. Menurut dia, Total sudah mentransfer pengetahuan ini untuk para staf dan pekerja.
"Kami berikan pengetahuan di perusahaan di kantor pusat, untuk dapat mengelola resevoir tersebut. Kami banyak mampu mempertahankan prediksi. Ini bukan pertanyaan untuk Pertamina tetapi pertanyaan bagi setiap perusahaan mendapatkan. Jika Anda mentransfer tidak sebagian besar, ini akan berdampak pada prediksi cadangan di blok tersebut dan akan berdampak pada sekitarnya," jelas Elisabeth.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan, Total setiap tahunnya akan menginvestasikan USD2,3 miliar untuk menjaga capaian produksi di Blok yang usianya lebih dari 40 tahun itu.
Menurutnya, Tanpa kegiatan apapun maka laju penurunan produksi alamiah diperkirakan mencapai 50 persen. Namun, sejumlah kegiatan untuk menahan laju penurunan itu terkendala lantaran belum adanya kepastian nasib pengelolaan pascaberakhirnya kontrak.
"Kami sudah menghadapi beberapa proyek yang tidak bisa kita lakukan karena kita memiliki beberapa proyek di mana prediksi tiba setelah 2017. Untuk perawatan itu kita perlu kepastian pascaberakhir setelah 2017," ucap Elisabeth.
Diberitakan sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam Mineral (ESDM) mengakui dalam pertemuan dengan pihak perwakilan Total E&P Indonesie ditawarkan perubahan saham.
(Martin Bagya Kertiyasa)