JAKARTA - Memasuki kuartal II-2014, pasar properti Ibu Kota kembali "memanas". Dalam riset yang dilakukan portal properti global, Lamudi, harga properti di sejumlah wilayah Jakarta mengalami kenaikan, mulai dari satu persen hingga 14 persen.
"Meningkatnya permintaan dan menyebabnya kenaikan harga yang terjadi di properti Jakarta dan sekitarnya diakibatkan oleh meningkatnya likuiditas serta pemberian pinjaman dari bank. Hal ini yang mana akhirnya memberikan kemudahan fasilitas pembelian rumah diperkirakan menjadi penyebabnya. Hal ini bisa dilihat dari besarnya animo pembeli properti hunian yang menggunakan pinjaman, dimana angkanya mencapai 74 persen," demikian dikutip dari keterangan tertulis Lamudi, Jumat (5/9/2014).
Ke depannya para pencari rumah akan melihat lebih banyak dinamika perubahan properti di Indonesia. Indonesia Property Watch mengatakan, pasar properti di luar Jakarta tumbuh secara positif, perlahan-lahan. Tidak hanya harga properti lokal di Jakarta yang terus meningkat, harga di kota-kota satelit—yang berada di sekeliling Jakarta—tentunya akan mengalami kenaikan pula.
Lamudi percaya, berdasarkan penelitian sebelumnya, pulau Jawa bukanlah satu-satunya tempat pertumbuhan properti. Contohnya, Balikpapan dan Manado, yang mana cukup layak ditargetkan menjadi tujuan utama investasi saat ini.
Menurut laporan Bank Indonesia, untuk tingkat regional, terdapat 9,5 persen peningkatan harga properti hunian dibandingkan harga tiga bulan lalu di Manado. Pun populasi dan permintaan properti di kedua kota ini, dalam beberapa tahun terakhir, mengalami peningkatan yang signifikan.
(Widi Agustian)