Tercatat dalam APBN-Perubahan 2014, program pengendalian subsidi telah ditetapkan sebesar Rp403 triliun, terdiri dari atas subsidi energi Rp350,3 triliun yaitu subsidi BBM Rp246,5 triliun dan subsidi listrik Rp103,8 triliun, serta subsidi non-energi Rp52,7 triliun.
"Ada potensi sedikit melampaui dari target, kemungkinan lho ya. Tapi ini kita masih di review," kata Direktur Jenderal Anggaran Askolani di Jakarta, Rabu (29/10/2014).
Kendati demikian, dia belum bisa memastikan seberapa besar anggaran subsidi BBM ini terlampaui. Pasalnya, subsidi BBM tidak terlepas dari harga ICP, nilai kurs serta volume.
Namun, karena nilai kurs Rupiah sedang melemah sampai Rp12.000 per USD menjadi salah satu faktor pemicu anggaran terlampaui. Tercatat, dalam APBN-P 2014, nilai kurs dipatok Rp11.600 per USD.
"Angkanya belum bisa disampaikan, tapi kan intinya nanti lihat prospeknya berapa sih, kan kita juga harus masih mantau nilai kurs, mantau ICP, termasuk volume, nah ini yang masih kita hitung-hitung, kan kita masih kesana. Masih mantau dengan pak menteri," sebutnya.