Staf Khusus Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Said Didu mengatakan, pembentukan Petral saat era Mantan Presiden Soeharto, dilakukan sebagai bentuk pemberantasan praktik korupsi di tubuh PT Pertamina (Persero) pada saat itu.
"Pak Harto melihat korupsi di Pertamina sangat tinggi, dan dibentuklah perusahaan di Hong Kong," kata Said Didu di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (25/4/2015).
Pembentukan Petral yang dilakukan di Hong Kong lantaran sebagai unit usaha pengadaan dan penjualan minyak internasional dan juga Pertamina. Pasalnya pasar minyak terbesar berada di Singapura.
"Tapi ternyata mafianya pindah ke sana, karena mafia di Singapura, maka Petral badan hukum Hong Kong yang kerja di Singapura, pasar BBM besar di Singapura," tambahnya.
Said Didu mengatakan, sama sekali tidak memiliki sikap anti Petral. Namun, buruknya stigma Petral di mata masyarakat mengenai praktik korupsi sudah sulit untuk diperbaiki kembali.
Oleh karenanya, dia meminta pembubaran Petral harus segera direalisasikan, dan bukan hanya sekadar wacana. " kita berharap yang suplai minyak ke Pertamina bisa di audit BPK, kalau badan usaha luar negeri BPK tidak bisa audit," tutupnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)