"Kampanye Aku Super ini menurut saya cukup kuat untuk mempertahankan nama baik brand Barbie. Itu kunci kami untuk menumbuhkan daya tarik dari pasar boneka Barbie sendiri," tukasnya.
Jia-Li mengakui, dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi, maka daya beli masyrakat akan melemah dan berimbas terhadap pertumbuhan industri. Namun dia menegaskan, bahwa pihaknya hanya akan terus berfokus untuk menjaga nama baik merek Barbie.
"Saya rasa memang seluruh perusahaan mempunyai strategi khusus sendiri mengatasi itu. Tapi dari perspektif marketing brand sendiri, kami hanya tetap menyampaikan pesan yang baik untuk anak perempuan," pungkasnya.
Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2015 sebesar 4,71 persen year on year (yoy). Sedangkan secara kuartalan (qoq) turun sebesar 0,18 persen.
(Rizkie Fauzian)