Justru, lanjutnya, hunian vertikal masih identik dengan masyarakat menengah ke atas. Kalangan tersebut lebih mempunyai pemikiran yang terbuka terhadap hunian.
"Jadi sebenarnya konsep pemerintah yang ingin bangun rumah vertikal untuk kalangan menengah ke bawah seharusnya diubah. Sebabnya konsep apartemen itu masih identik dengan kalangan menengah ke atas," imbuhnya.
Namun, Yonattan mengakui ketersediaan lahan di kota-kota besar seperti Jakarta memang sudah tidak memungkinkan untuk membangun rumah tapak. "Mungkin pemerintah melihat banyak masyarakat yang menengah ke bawah banyak membutuhkan pekerjaan di tengah kota," pungkasnya.
(Fakhri Rezy)