Jual Saham BWPT Rp9 Triliun, Rajawali Sebut Saling Menguntungkan

Widi Agustian, Jurnalis
Selasa 16 Juni 2015 09:53 WIB
Jual saham BWPT Rp9 triliun, Rajawali sebut saling menguntungkan. (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Rajawali Corpora meneken kesepakatan penjualan 37 persen saham PT Eagle High Plantation Tbk (BWPT) BUMN Malaysia, Felda Global Ventures (FGV). Nilai transaksinya mencapai USD632 juta atau Rp9,01 triliun (kurs Rp13.300 per USD) berupa tunai dan stock deal.

Managing Direktur Rajawali Corpora Darjoto Setyawan menegaskan, penjualan saham Eagle High Platantation kepada FGV merupakan win-win transaction. Bagi FGV, transaksi tersebut membuka akses terhadap pasar dan kebun yang luas di Indonesia, sedangkan Rajawali berhasil menggaet partner strategis yang memiliki pengalaman dan keahlian mumpuni di bidang perkebunan.

FGV merupakan satu dari lima besar pemain di industri kelapa sawit dunia, yang memiliki sejumlah kilang dan unit usaha di banyak negara seperti Kanada, Amerika Serikat, Turki, Spanyol dan Prancis. Juga di Malaysia, Pakistan, Myanmar, Thailand dan Indonesia.

“Ini sinergi yang saling menguntungkan,” kata Darjoto di Jakarta, Selasa (16/6/2015).

Darjoto menganggap transaksi ini akan membuka peluang bagi kedua pihak untuk membangun sinergi yang saling menguntungkan, mengembangkan industry hilir kelapa sawit di Indonesia sehingga Indonesia berpotensi menjadi pusat produksi Global Oleochemical dunia termasuk memperkuat perdagangan antara Indonesia dan Malaysia.

Presiden dan CEO FGV Grup, Dato’ Mohd Emir Mavani Abdullah menegaskan pembelian saham Eagle High Plantations merupakan pembelian saham paling murah yang pernah dilakukan FGV. Menurut perhitungannya, FGV membeli Eagle High Plantations dengan harga enterprise value sebesar USD17.400 per hektare (ha).

Harga ini jauh lebih murah ketimbang transaksi yang dilakukan FGV selama ini. Awal bulan ini, misalnya, FGV meneken kesepakatan pembelian saham Golden Land Bhd sekira 8,000 ha pada harga USD20.400 per ha. Tahun lalu, FGV juga membeli Asian Plantation di Malaysia pada harga EV USD20.400 per ha.

Sejumlah perusahaan Malaysia bahkan harus membeli kebun sawit dengan harga yang lebih mahal. Kurang dari setahun lalu, misalnya, Sime Darby, konglomerasi kelapa sawit terbesar Malaysia, membeli saham New Britain Oil Palm Ltd di Papua Nugini pada harga EV USD25.900 per ha. Selain itu, IOI Corp Bhd membeli saham Unico-Desa Plantation Bhd., di Malaysia pada harga USD23.500 per ha

Eagle High Plantation merupakan perkebunan sawit dengan luas 419.000 ha atau enam kali luas negara Singapura. Dari jumlah tersebut, sekitar 150.000 ha merupakan kebun yang telah ditanami dengan rata-rata umur tanaman delapan tahun, memasuki usia premium perkebunan sawit. Kelapa sawit memiliki umur produktif 25-30 tahun, dengan produktivitas tertinggi pada 8-18 tahun.

Rata-rata umur tanaman Eagle High dinilai sesuai dengan kebutuhan FGV yang memiliki kebun dengan rata-rata umur tanaman lebih tua, yakni 15 tahun. Untuk meremajakan kebun tua, FGV harus menyediakan dana investasi yang cukup mahal, selain waktu tunggu hingga kebun mencapai usia produktif.

(Widi Agustian)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya