Bangun Kereta Cepat, China dan Jepang Tak Boleh Bergabung

Prabawati Sriningrum , Jurnalis
Jum'at 14 Agustus 2015 20:38 WIB
Ilustrasi: (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Bappenas Sofyan Djalil mengungkapkan, tidak berniat untuk menggabungkan investasi kereta cepat China (Tiongkok) dan Jepang. Hal ini untuk berkontribusi dalam pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung.

"Tidak ada opsi untuk gabungkan mereka. Ada A diambil B enggak dapet. Karena memang cuma ada satu pemenang," tutur Sofyan di kantor BKPM, Jakarta, Jumat (14/8/2015).

Sofyan mengatakan, kedua negara tersebut telah melakukan studi kelayakan dalam rencana pembangunan kereta api cepat. Adapun, pihaknya bakal menunjuk tim penilai untuk memutuskan pihak yang akan digandeng menjadi konsultan dalam proyek itu.

"Bisa diputuskan konsultannya ditunjuk oleh tim penilai dari 11 tinggal dua batas waktu dua minggu untuk evaluasi. Dari segi teknologinya bisa menjadi kriteria yang lain, kita lihat mana yang lebih besar sehingga jadi bahan kan nanti," tandasnya.

Sekedar informasi, Perusahaan Kereta Api Tiongkok (CRC) telah menyiapkan investasi senilai USD 5,5 miliar atau sekira Rp 73 triliun untuk membangun kereta api cepat Jakarta-Bandung. Terdiri dari skala pembiayaan pertama dan 25 persennya adalah modal CRC.

Sedangkan, 75 persen dari total pembiayaan tahap pertama akan ditanggung bersama oleh pihak CRC, mitra kerja konstruksi, pemerintah. Maupun mitra lainnya yang nantinya bergabung dengan proyek kereta api cepat tersebut.

(Fakhri Rezy)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya