"Cadangan gas ditemukan, pasar dalam negeri itu belum bisa menyerap gas yang akan kita produksi. Di Indonesia kita mengelola 20 blok gas, tapi yang bisa diproduksi cuma 2 blok," tutur Taufik di Jakarta, Rabu (26/8/2015).
Taufik mengatakan, infrastruktur pendukung berupa pipa gas atau kilang LNG yang belum memadai mMasih menjadi tantangan sendiri bagi industri energi di Tanah Air. "Tapi saya juga akui memang dalam kontrak penjualan umumnya itu jangka panjang. Kontrak gas itu dari 15-30 tahun kontrak penjualannya," ujarnya.
Selain itu, dia mengatakan sulitnya menemukan gas pada permukaan cost yang rendah khususnya di wilayah Barat, membuat eksplorasi gas di Indonesia berada di wilayah sulit, terutama di laut dalam.
"Sekarang gas banyak di timur yang biayanya lebih mahal. Butuh waktu lama sekitar 15 tahun dari menemukan cadangan hingga berhasil memproduksi gas atau minyak bumi di Indonesia," jelasnya.
Sementara itu, industri dapat membayar gas jauh lebih mahal. Dibandingkan dari harga gas yang dijual ke perusahaan trader sekira USD4 per mmbtu. "Di industri mencapai USD9-USD10 per mmbtu. Saya tidak tahu," tandasnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)