Namun, jika perusahaan tersebut pasarnya berorientasi dalam negeri, akan semakin sulit jual barangnya, karena daya beli masyarakat yang turun.
"Sehingga tidak tersisa anggaran untuk kebutuhan barang sekunder seperti tekstil," sambungnya.
Dijelaskan Ade, selama orientasi pasar ekspor berapapun kursnya tidak masalah, tetapi kalau orientasinya pasar dalam negeri, pilihannya sangat sempit.
"Tutup atau terus kurangi jam kerja," imbuhnya.
(Rizkie Fauzian)