JAKARTA - Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus bergerak fluktuatif. Salah satu penyebab melemahnya pergerakan Rupiah adalah kalangan pengusaha mendominasi penggunaan dolar AS dibanding Rupiah.
Oleh karena itu, Bank Indonesia (BI) meminta perusahaan swasta yang melakukan pinjaman luar negeri segera melakukan hedging atau lindung nilai. Hedging penting dilakukan mengingat terus menguatnya nilai tukar dolar AS terhadap seluruh mata uang, termasuk Rupiah.
Country Head of Commercial Clients Standard Chartered Bank, Irvan Noor mengatakan, pengusaha yang pada umumnya lebih mengutamakan profit oriented, banyak yang lebih suka meminjam dolar AS karena bunganya murah. Sementara Rupiah bunganya besar dan pendapatannya Rupiah.
"Beberapa pelaku usaha juga tidak bisa dibilang benar juga. Seperti misalnya boleh pinjam dolar AS, tapi harus diikuti dengan hedging. Mungkin sistemik harus dibetulkan, tidak bisa BI disalahkan atau pengusaha disalahkan. Melihatnya harus mata rantai, kuncinya adalah hedging," ujar Irvan, di Jakarta, Kamis (10/9/2015).