KARAWANG - Ketergantungan Indonesia terhadap impor dalam industri komponen automotif diharapkan akan berkurang dengan produksi pipa baja dari PT Steel Pipe Industry Indonesia Tbk (Spindo). Saat ini Spindo telah mampu menjual 313.924 ton pipa baja dengan kapasitas 48.000 ton per tahun untuk mendukung industri automotif.
Menurut Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) I Gusti Putu Suryawirawan, industri komponen ini dinilai akan dapat memenuhi kebutuhan industri komponen automotif dalam negeri.
"Tadi yang saya perhatikan ini adalah pipa yang biasa dipakai untuk membuat industri komponen. Tinggal kita lihat berapa total produksinya," ujarnya, Karawang, Selasa (17/11/2015).
Suryawirawan pun memberi contoh pada komponen shockbreaker. Menurutnya saat ini industri automotif dalam negeri masih melakukan impor terhadap komponen shockbreaker. Dengan adanya produksi dari Spindo, diharapkan Indonesia akan mengurangi ketergantungan impor terhadap shockbreaker.
"Jadi tadi ada bahan baku yang siap dijadikan shockbreaker. Selama ini shockbreaker datang kan dalam bentuk sudah jadi ya. Dengan dibuatnya pipa seperti ini, maka kita harapkan nanti seperti shockbreaker itu diproduksi di sini," tutur Suryawirawan.
Namun, Suryawirawan belum dapat memastikan besar angka penurunan ketergantungan impor Indonesia terhadap industri komponen automotif Indonesia. "Kita harus hitung dulu karena jenis pipa kan banyak sekali. Dari diameternya dari dimensinya," ujarnya.
(Fakhri Rezy)