28 Tahun Opang Membuat Terompet Tahun Baru

Koran SINDO, Jurnalis
Minggu 27 Desember 2015 16:14 WIB
Terompet. (Foto: Koran Sindo)
Share :

JAKARTA - Pergantian tahun baru tentu menjadi momen yang dinanti sebagian besar masyarakat, begitu juga bagi perajin terompet yang kerap kebanjiran pesanan. Sudah hampir dua bulan terakhir ini, Opang Sopandi, 55 bekerja hingga larut malam membuat terompet tahun baru. Matanya terlihat sedikit lebam karena kurang istirahat.

Meski demikian, Opang mengaku pekerjaan musiman tersebut sangat dinanti-nanti dia dan pihak keluarga. Karena penghujung tahun itu menjadi momen untuk mendulang pundi-pundi uang.

Demi kesempatan ini, Opang meninggalkan sementara pekerjaannya sebagai tukang bor. “Masa akhir tahun seperti ini tentu jadi musim panen ka - mi. Orderan bor air juga saya tun da dulu buat ngerjain pesanan tahunan,” tutur Opang.

Bukan waktu singkat Opang beserta keluarganya mengerjakan pesanan terompet. Bahkan bila dihitung-hitung, lelaki kelahiran Bandung 19 Desember 1961 itu telah menekuni pekerjaan itu selama 28 tahun.

“Berawal dari jualan, cobacoba bikin karena hobi, ak hir - nya bisa juga saya bertahan menekuni usaha terompet hingga saat ini,” tutur lelaki yang memiliki tiga putra dan tujuh cucu tersebut.

Wajar, Opang beserta keluarganya harus bekerja keras di akhir tahun, karena pesanan yang datang kepadanya bukan main banyaknya. Bahkan hingga tiga hari ke depan, dia harus sudah merampungkan 700 topi, 250 terompet saxo - phone, 250 terompet tabo, dan 1.500 terompet jawa. “Biasanya per tahun jum lah produksi bisa mencapai 3.000 lebih, ya minimal sehari pro - duksi 400 unit,” tam bah nya.

Nama Opang di usaha terompet tentu sudah cukup dikenal baik di Kota Bandung. Bahkan tak sedikit penjual terompet yang mengambil barang darinya. Untuk pelengkap perayaan tahun baru, terompet buatannya tentu cukup terjangkau, karena ragam terompet yang dijualnya berkisar Rp1.500- Rp75.000, tergantung motif dan kerumitan desain.

Untuk penghasilan, pergantian tahun baru saat ini rupanya membawa per kem - bang an lebih baik, karena om - zet penjualan yang dicapai me - ning kat sekitar 50 persen dari ta - hun sebelumnya. “Di akhir tahun seperti ini biasanya saya dapat laba hingga Rp12 juta. Lumayanlah untuk pemasukan tambahan keluarga,” bebernya.

Saat ditemui di kediamannya, Opang rupanya tak bekerja sendirian, namun juga ditemani sang anak Asep Yusuf, 35. Meski bentuk terompet yang dibuatnya terlihat sederhana, namun dalam pengerjaannya tetap membutuhkan keterampilan khusus. Bahkan untuk membuat bentuk terompet saxophone, proses penguatan rangka dari limbah kertas harus dilakukan dengan pengerjaan khusus.

“Untuk bentuk saxophone, setelah rangka terbentuk, penguatan rangka harus dilakukan proses pengelaman, nahini bagian anak saya,” tuturnya.

Sebagai perintis usaha keluarga, Opang berharap usahanya itu bisa terus dilanjutkan oleh anggota keluarganya. Bahkan selama menjalani usaha tersebut Opang mengaku banyak terbantu oleh pihak penyokong dana, pemilik Toko Sinar Terang, Jalan Ciumbuleuit. “Mudah-mudahan ke depannya bisa terus berjalan dan menjadi usaha yang bisa diteruskan oleh anak-anak kami,” katanya.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya