JEPANG - Properti-properti di Jepang tampaknya hanya memiliki kehidupan yang singkat. Khususnya sebuah rumah.
Seperti dilansir dari Yahoo Finance, Sabtu (2/4/2016), Philip Brasor dan istrinya Masako Tsubuku menghabiskan bertahun-tahun untuk mencari rumah di Jepang. Setelah dia menyewa, akhirnya mereka memutuskan untuk membangun yang baru. Seperti halnya rumah di Jepang, itu tidak bertahan lama dalam beberapa dekade ke depan.
"Kami tidak memiliki harapan untuk mendapatkan nilai dari rumah kami. Tentu saja rumah-rumah yang paling banyak digunakan di luar Tokyo tidak akan memiliki nilai apapun dalam empat puluh tahun," kata Brasor.
Tidak seperti Amerika Serikat dan Eropa, di mana rumah sering dipandang sebagai investasi dan semakin tua properti akan mendapat nilai tinggi karena bersejarah. Namun di Jepang properti hanya bertahan satu generasi, hal itu dikarenakan adanya penghancuran rumah secara cepat.
Selain penghancuran, Asisten Profesor Bisnis Penn State University, Jiro Yoshida mengatakan, rumah-rumah di Jepang hanya berusia 20 sampai 40 tahun, itu merupakan waktu yang jauh lebih pendek daripada di AS dan negara-negara maju.
Hal lain yang menjadi faktor dipercepatnya penghancuran rumah di Jepang adalah para pemilik enggan menghabiskan banyak uang untuk perawatan rumah. Itu dikarenakan jika rumah dijual kembali si penjual tidak akan menerima harga tinggi untuk rumah terawat sekalipun.
(Rizkie Fauzian)