Perdagangan Barang Palsu di Dunia Capai Rp6.055 T

Fakhri Rezy, Jurnalis
Senin 18 April 2016 22:20 WIB
Ilustrasi: (Foto: Okezone)
Share :


JAKARTA - Transaksi barang palsu dan bajakan menyumbang setidaknya 2,5 persen dari perdagangan. Setidaknya, perdagangan tersebut sekira USD461 milar atau sekira Rp6.055,24 triliun (Rp13.135 per USD).

Mengutip laman reuters, Jakarta, Senin (18/4/2016), Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) mengatakan, transaksi tersebut secara signifikan merusak perusahaan dan kas negara.

Perdagangan produk palsu seperti Louis Vuitton (LVMH.PA) tas atau sepatu Nike (NKE.N) juga telah memburuk dalam dekade terakhir, dengan studi OECD sebelumnya pada tahun 2008 memperkirakan itu sampai dengan 1,9 persen dari impor dunia atau USD200 miliar.

Dampak dari pemalsuan lebih besar bagi negara-negara kaya, di mana sebagian besar perusahaan membuat barang bermerek berdasarkan akan keinginan, dengan Uni Eropa mengimpor hingga 5 persen palsu pada 2013, atau sebanyak USD 116 milar.

Think-tank yang berbasis di Paris mengatakan China muncul sebagai produsen terbesar produk palsu, tetapi bahwa hak kekayaan intelektual dari perusahaan China juga telah sering dilanggar.

OECD menyebutkan pasca-keuangan kebangkitan krisis dalam perdagangan, munculnya rantai nilai mengglobal dan booming e-commerce sebagai alasan untuk kenaikan dalam perdagangan barang bajakan sejak tahun 2008.

(Fakhri Rezy)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya