"Memang kita 2015 cukup prihatin karena bisnis properti cukup terpuruk karena adanya ketidakpastian pajak kemudian LTV," jelasnya.
Maka dari itu, perlambatan properti sebenarnya pun dirasakan perseroan. Proyek Summarecon Kelapa Gading yang menyasar kelas high-end pun bisa dikatakan sepi peminat.
"Kita terasa sekali (perlambatan), kita punya kan di Kelapa Gading ada high end kita yang memang very slow karena sekarang orang juga menahan, menunggu tax amnesty yang belum keluar-keluar juga," pungkasnya
(Rani Hardjanti)