KATA MEREKA: Pak Jokowi Sering-seringlah ke Aceh, di Sini Mati Lampu

Dhera Arizona Pratiwi, Jurnalis
Sabtu 04 Juni 2016 09:08 WIB
Ilustrasi: (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Pertumbuhan kebutuhan listrik di Pulau Sumatera diperkirakan amat tinggi jika dibandingkan kebutuhan listrik di Pulau Jawa. Akan tetapi nyatanya, wilayah di Pulau Sumatera lah yang paling sering mengalami pemadaman listrik. Padahal, Pulau Sumatera menyimpan segala jenis bahan mentah energi, seperti batu bara.

Tidak hanya wilayah-wilayah di Pulau Sumatera saja, pun terjadi di wilayah-wilayah Pulau Kalimantan.

Listrik memegang peranan sangat penting di daerah. Sebab, kunci pertumbuhan ekonomi ada pada listrik. Jika pasokan listrik terpenuhi, maka otomatis segala aktivitas ekonomi pun akan bergerak.

Krisis listrik terjadi di Samarinda, Kalimantan Timur. Padahal, Samarinda adalah Ibu Kota Kaltim yang seharusnya kebutuhan listrik terjaga dengan baik. Pun demikian di Aceh. Berikut ini ungkapan pendapat warga mengenai seringnya mati lampu.

1. Vika Fasa, (27), Ibu Rumah Tangga.

Menurut Vika, hampir setiap hari, di wilayah Samarinda khususnya di area tempat tinggalnya, listrik sering mati. Listrik sering mati kata Vika sangat menjengkelkan, lantaran menggagu aktivitas.

"Hampir setiap hari listrik di sini mati, bahkan listrik mati ini tak mengenal momen alias kapan saja dan harus siap kita menghadapi listrik mati," jelasnya kepada Okezone.

Vika menambahkan, krisis listrik yang terjadi di Samarinda sudah hampir bertahun-tahun. Namun, belum ada aksi nyata dari pemerintah pusat maupun daerah untuk menyelesaikan masalah krisis listrik ini.

2. Rizki Saputra (18), Pedagang Souvenir, Lambaro, Aceh Besar.

Rizki mengeluhkan seringnya pemadaman listrik di daerahnya, Lambaro, Aceh Besar. Dalam sehari, bisa dua kali terjadi pemadaman listrik, yakni pagi dan malam hari. Pada malam hari, pemadaman listrik mulai terjadi sekitar pukul 18.30 WIB. Durasi bisa mencapai lima jam lamanya.

"Dua kali, pagi dan malam. Lamanya dari Maghrib sampai jam 11 malam. Paling cepet itu jam 22.00 sudah nyala lagi," ujarnya ketika berbincang dengan Okezone di Aceh, belum lama ini.

Pria yang baru saja lulus SMA ini menyebutkan, sering terjadinya pemadaman listrik menghambat segala bentuk aktivitas dia bersama keluarganya. Apalagi segala bentuk aktivitas rumah tangga seperti masak dan mencuci pakaian.

"Orang tua mau masak enggak bisa, jadinya kadang kami enggak makan. Panas juga kipas enggak nyala. Kalau saya bisa cari angin keluar rumah, orang rumah, adik dan mama saya tak mau keluar rumah," jelasnya.

Ditambah lagi dua orang adiknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Pemadaman listrik yang sering terjadi pada malam hari tersebut jelas menghambat aktivitas belajar kedua orang adiknya.

"Iya ganggu belajar juga, mau enggak mau pakai lilin belajarnya," tuturnya.

Dia pun berharap ke depannya kepada pemerintah agar daerahnya tidak lagi terjadi pemadaman listrik. Keinginannya ini disebutkannya tidak muluk-muluk, yakni hanya ingin segala aktivitas lancar seperti kebanyakan daerah lain yang nyala listriknya lancar.

"Jangan mati lampu lagi harapannya. Biar aktivitas lancar, apalagi masak, dan adik-adik saya belajar," harap dia.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya