SEMARANG - Ratusan karyawan Nyonya Meneer kembali berunjuk rasa menuntut perusahaan membayar tunggakan gaji selama beberapa bulan.
Aksi kali ini cukup nekat, mereka memblokade Jalan Raden Patah, tepatnya di depan kantor perusahaan jamu tersebut. Akibat pemblokadean itu, arus kendaraan dialihkan ke jalan perkampungan yakni Jalan Mlatiharjo Raya Kota Semarang. Dalam aksi tersebut, peserta demo menutup jalan sejak pukul 10.00 WIB. Bahkan saat masuk salat zuhur, ratusan karyawan belum membubarkan diri, malah menggelar salat berjamaah dan berdoa bersama di tengah jalan.
“Aksi ini merupakan aksi sama yang telah kami lakukan beberapa waktu lalu, yakni menuntut hak berupa gaji yang belum dibayarkan selama 14 minggu sekaligus aksi menuntut tunjangan hari raya (THR) dari perusahaan,” ungkap koordinator aksi, Kurniawan Dwi Prasetyo.
Sebenarnya aksi yang dilakukan kemarin ingin bertemu dengan manajemen perusahaan untuk bernegosiasi. Namun karena tidak ada iktikad baik dari perusahaan dan melarang karyawan masuk ke pabrik, peserta kemudian memblokade jalan.
“Aksi blokir jalan ini sebenarnya bukanlah keinginan kami, namun karena kami sudah lelah dibohongi, lelah diberikan janji-janji palsu, makanya kami dengan sangat terpaksa melakukan aksi blokir jalan ini,” paparnya. Mereka berharap Gubernur Jateng Ganjar Pranowo turun tangan dengan mempertemukan pimpinan perusahaan dan karyawan. Pertemuan itu diharapkan mampu menghasilkan keputusan kapan perusahaan akan membayar tunggakan gaji sekaligus membayar THR yang sudah lama dinantikan.
“Namun, hingga kini belum ada kabar. Saat kami menggelar demo di depan kantor Gubernuran, Disnakertrans mengaku akan memanggil Direktur Utama PT Nyonya Meneer, Charles Saerang hari ini (kemarin), tapi hingga kini juga tidak ada kabar. Kami juga dijanjikan akan bertemu dengan Gubernur, tapi juga tidak ada kabar, aksi ini bentuk kelelahan kami menunggu janji palsu,” ucap Kurniawan.
Aksi menuntut hak para karyawan PT Nyonya Meneer tidak akan berhenti. Mereka akan terus berjuang hingga perusahaan melunasi kewajibannya. “Besok (hari ini) kami akan membangun tenda perjuangan di depan kantor PT Nyonya Meneer yang ada di Jalan Kaligawe dan Raden Patah ini. Kami akan tinggal di tenda itu hingga tuntutan kami dipenuhi,” katanya. Pantauan KORAN SINDO di lapangan, ratusan karyawan Nyonya Meneer yang didominasi ibu-ibu paruh baya itu menangis saat menggelar salat zuhur dan doa bersama di jalanan.