JAKARTA - Kinerja PT Pertamina (Persero) yang mencatatkan pertumbuhan laba signifikan pada semester pertama tahun ini diapresiasi banyak pihak.
Pencapaian positif yang disokong peningkatan kinerja operasi dan efisiensi yang dilakukan perusahaan dinilai menunjukkan potensi besar perusahaan.
”Dengan kinerja seperti itu, Pertamina semakin berpeluang mengungguli raksasa migas dari Malaysia, Petronas. Saya optimistis Pertamina bisa mengungguli Petronas asal proses efisiensi terus dijalankan,” kata Kepala Pusat Studi Energi Universitas Gadjah Mada (PSE UGM) Deendarlianto dalam keterangan tertulis.
Menurut Deendarlianto, peningkatan laba bersih hingga 221 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya itu menunjukkan bahwa Pertamina telah melakukan efisiensi dengan sangat baik.
Di tengah penurunan harga minyak dunia, pencapaian BUMN energi itu sangat luar biasa. Deendarlianto mengatakan, dari berbagai kajian didapatkan bahwa karakteristik Pertamina sebenarnya jauh lebih mandiri dibandingkan Petronas.
Perusahaan migas Negeri Jiran itu masih langsung berada di bawah kendali kepala pemerintahan dan masih menerima subsidi negara yang sangat besar.
”Misalnya dari sisi eksplorasi, itu negara yang melakukan dan Petronas tinggal menjalankan. Untuk itu, saya prediksi ke depan Petronas akan jauh berada di bawah Pertamina,” cetusnya.
Di tengah keterpurukan harga minyak dunia, Pertamina menjadi satu di antara sedikit perusahaan migas dunia yang meraih pertumbuhan bersih.
Pada semester I-2016 misalnya Pertamina meraup laba bersih USD1,83 miliar atau melonjak 221 persen. Kinerja tersebut bahkan melampaui Petronas yang dalam periode sama justru membukukan penurunan laba bersih 72 persen menjadi USD1,54 miliar.
Pengamat ekonomi energi UGM Fahmi Radhy juga mengapresiasi Pertamina, terutama karena BUMN itu berhasil melakukan efisiensi yang luar biasa.
”Pertamina di bawah Dwi Soetjipto berhasil melakukan efisiensi secara besar-besaran sehingga bisa mencetak profit yang cukup tinggi,” kata Fahmi.
Sebelumnya Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, Pertamina berhasil membukukan nilai tambah dan efisiensi biaya operasional hulu sebesar USD1,089 miliar selama semester I-2016. Capaian itu di atas target dampak finansial efisiensi yang sepanjang semester I-2016 hanya dipatok sebesar USD755 juta.
(Dani Jumadil Akhir)