Petani di desa Karang Jati yang sudah menggeluti budi daya cacing sutra selama dua tahun ini mengaku meraup keuntungan cukup lumayan. Dalam sebulan panen, mereka mampu meraup keuntungan hingga kurang lebih Rp15 juta. Padahal, bisnis cacing sutra ini merupakan bisnis sampingan mereka yang bermata pencaharian tetap sebagai petani tanaman padi.
Cacing sutra ini sendiri tergolong binatang rakus terhadap makanan. Oleh karena itu, bagi yang membudi dayakan cacing sutra agar jangan terlambat dalam memberi makanan. Jika terlambat, cacing-cacing sutra ini bisa pergi begitu saja.
"Petani setempat menjual cacing sutranya dengan harga Rp9 ribu hingga Rp10 ribu Rupiah per gelas. Sekali panen dalam setiap bulannya, mereka bisa memanen ratusan gelas cacing sutra," ujar Petani Cacing Sutra Saiful.
Cacing sutra setelah dipanen, proses selanjutnya harus dilakukan pencucian, yang berfungsi untuk memisahkan cacing sutra dengan lumpur. Setelah dibersihkan dari lumpur, barulah cacing sutra siap untuk dipasarkan.
Untuk wilayah Banyumas, cacing sutra ini mereka jual sebagai pakan benih ikan gurame dan ikan lele. Petani setempat sendiri mengaku kewalahan melayani pesanan cacing sutra untuk ratusan petani gurame di wilayah kabupaten Banyumas, kabupaten Cilacap, Purbalinga, Kebumen hingga ke luar kota.
(Fakhri Rezy)