JAKARTA– Bisnis waralaba di Indonesia dengan omzet Rp172 triliun per tahun berpotensi menjadi salah satu penggerak ekonomi kerakyatan. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai waralaba sudah menjadi tren bisnis tersendiri di era modern abad ke-21 ini.
Kehadiran merek waralaba asing yang sudah terkenal di suatu kota bahkan bisa menjadi lambang atau indikator kemajuan kota tersebut. Presiden pun mengingatkan agar pelaku usaha waralaba lokal berani bersaing dan tidak kalah ekspansif dengan waralaba asing. ”Saya lebih suka kalau di kota-kota di Indonesia lebih banyak gerai waralaba lokal misalnya kafe-kafe lokal,” ujar Presiden di sela-sela pembukaan Indonesia Franchise & SME EXPO (IFSE) di Jakarta Convention Centre (JCC), Jumat (25/11).
Jokowi menyebut sejumlah waralaba asli Indonesia yang potensial dan telah sukses mengembangkan usahanya di antaranya Coffee Toffee dengan lebih dari 160 gerai dan Es Teler 77 dengan 180 gerai, serta Kebab Turki Baba Rafi dengan 1.200 gerai. Tidak hanya menyerap banyak tenaga kerja, usaha waralaba juga memiliki efek berganda karena melibatkan industri pendukung lain.
Kisah sukses pengusaha waralaba lokal semestinya bisa memacu pelaku usaha waralaba lain untuk membuka gerai waralaba di berbagai daerah di Indonesia. ”Kita punya 34 provinsi dan lebih dari 500 kabupaten. Potensinya besar sekali untuk pengembangan waralaba. Semoga ke depan makin banyak dan akan memperkuat ekonomi kerakyatan di negara kita,” ucap Jokowi.
IFSE merupakan puncak acara World Franchise Summit Indonesia (WFSI) 2016 yang berlangsung di JCC pada 22- 27 November 2016. Pertemuan waralaba dunia di Indonesia ini merupakan momentum penting untuk menumbuhkan jumlah dan daya saing waralaba nasional. Pemerintah mengajak pelaku usaha Indonesia bersama-sama membantu peningkatan waralaba di Indonesia.