Bisnis Waralaba Perkuat Ekonomi Kerakyatan

Koran SINDO, Jurnalis
Minggu 27 November 2016 13:20 WIB
Ilustrasi : Okezone
Share :

JAKARTA– Bisnis waralaba di Indonesia dengan omzet Rp172 triliun per tahun berpotensi menjadi salah satu penggerak ekonomi kerakyatan. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai waralaba sudah menjadi tren bisnis tersendiri di era modern abad ke-21 ini.

Kehadiran merek waralaba asing yang sudah terkenal di suatu kota bahkan bisa menjadi lambang atau indikator kemajuan kota tersebut. Presiden pun mengingatkan agar pelaku usaha waralaba lokal berani bersaing dan tidak kalah ekspansif dengan waralaba asing. ”Saya lebih suka kalau di kota-kota di Indonesia lebih banyak gerai waralaba lokal misalnya kafe-kafe lokal,” ujar Presiden di sela-sela pembukaan Indonesia Franchise & SME EXPO (IFSE) di Jakarta Convention Centre (JCC), Jumat (25/11).

Jokowi menyebut sejumlah waralaba asli Indonesia yang potensial dan telah sukses mengembangkan usahanya di antaranya Coffee Toffee dengan lebih dari 160 gerai dan Es Teler 77 dengan 180 gerai, serta Kebab Turki Baba Rafi dengan 1.200 gerai. Tidak hanya menyerap banyak tenaga kerja, usaha waralaba juga memiliki efek berganda karena melibatkan industri pendukung lain.

Kisah sukses pengusaha waralaba lokal semestinya bisa memacu pelaku usaha waralaba lain untuk membuka gerai waralaba di berbagai daerah di Indonesia. ”Kita punya 34 provinsi dan lebih dari 500 kabupaten. Potensinya besar sekali untuk pengembangan waralaba. Semoga ke depan makin banyak dan akan memperkuat ekonomi kerakyatan di negara kita,” ucap Jokowi.

IFSE merupakan puncak acara World Franchise Summit Indonesia (WFSI) 2016 yang berlangsung di JCC pada 22- 27 November 2016. Pertemuan waralaba dunia di Indonesia ini merupakan momentum penting untuk menumbuhkan jumlah dan daya saing waralaba nasional. Pemerintah mengajak pelaku usaha Indonesia bersama-sama membantu peningkatan waralaba di Indonesia.

Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan, waralaba bermanfaat terutama bagi pengusaha pemula dengan modal terbatas dan ingin mengembangkan usahanya dengan cepat. Kementerian Perdagangan (Kemendag) berupaya memunculkan para wirausaha baru di bidang waralaba.

”Sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007 tentang Waralaba, Kemendag telah melakukan berbagai upaya pembinaan kepada pemberi waralaba dan calon pemberi waralaba terpilih untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, pameran di dalam dan luar negeri, hingga memberikan penghargaan,” tuturnya.

Sejak sepuluh tahun terakhir, Kemendag sudah memfasilitasi 600 pelaku usaha waralaba dan potensial untuk diwaralabakan dalam bentuk penyediaan stan pameran, baik di dalam maupun luar negeri. Kemendag juga menyelenggarakan program Pendampingan Waralaba Nasional (PWN) sejak 2012 kepada kurang lebih 300 pelaku usaha.

Pemerintah juga menstimulus pelaku usaha waralaba untuk beroperasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku, terutama memiliki legalitas usaha berupa Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW). Sebagai panduan untuk pengembangan waralaba ke depan, pemerintah bersama pelaku usaha juga masih menggodok roadmap waralaba yang diharapkan rampung tahun depan.

Chairman World Franchise SummitIndonesia2016Andrew Nugroho mengatakan, roadmap di antaranya memuat poin terkait kode etik waralaba dan program pelatihan atau pendampingan bagi pelaku waralaba. Adanya roadmap tersebut diharapkan bisa mendorong pertumbuhan waralaba di Indonesia sekitar 15-20% per tahun. Pertumbuhan usaha waralaba pada beberapa negara berkembang sangat pesat.

Waralaba dijadikan sebagai alternatif pengembangan usaha. Data International Franchise Association melansir pada 2014 jumlah waralaba di dunia berjumlah 770.368 waralaba. Sedangkan data WFC Meeting 2013, jumlah waralaba di tiga negara ASEAN (Malaysia, Filipina, dan Singapura) telah mencapai angka 2.522 usaha waralaba.

Di Indonesia tercatat sekira 698 waralaba dengan jumlah gerai sebanyak 24.400 yang terdiri atas 63% waralaba dan business opportunity (BO) lokal serta 37% waralaba asing, dengan omzet mencapai nominal Rp172 triliun. CEO Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) Anang Sukandar mengatakan, jumlah waralaba asing saat ini memang mendominasi, yaitu lebih dari 400 merek atau dua kali lipat dari merek waralaba lokal yang jumlahnya sekira 200 lebih.

Menurut Anang, hal itu antara lain karena pemilik waralaba asing lebih agresif dan ulet dalam memperjuangkan usahanya. ”Sedangkan orang kita banyak yang maunya cepat jadi, mau instan. Usahanya baru jadi business opportunity (BO), tapi sudah mau dijual,” tandasnya.

(Raisa Adila)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya