Pelaku Industri Yakini Penjualan Elektronik Membaik Tahun Ini

Koran SINDO, Jurnalis
Kamis 26 Januari 2017 11:12 WIB
Ilustrasi : Okezone
Share :

JAKARTA - Industri nasional meyakini pasar elektronik tahun ini bakal tumbuh lebih baik dibanding 2016. Harapan tersebut didasarkan pada keyakinan industri atas upaya pemerintah mendongkrak perekonomian nasional.

Pelaku industri berharap pertumbuhan ekonomi meningkat sehingga penjualan elektronik ikut terkerek. Pasalnya, pada tahun 2016 terjadi pelemahan penjualan secara nasional, khususnya untuk peralatan rumah tangga yaitu mesin cuci, kulkas, AC, dan TV, yang turun sebesar 2,7% dibanding 2015. Data yang merujuk Growth for Knowledge (GfK) ini disebabkan banyak faktor antara lain, isu politik yang memanas di 2016 dan isu ekonomi. Pasar elektronik turun dari Rp10,853 triliun pada 2015 menjadi Rp10,582 triliun pada 2016.

Pelaku industri ini pun mengingatkan pemerintah, jika kondisi yang sama terjadi pada tahun ini, mau tak mau perusahaan harus melakukan efisiensi. Salah satunya, dengan melakukan pengurangan tenaga kerja. Adapun terkait isu ekonomi, pengenaan pajak barang mewah terhadap sejumlah barang elektronik dan amnesti pajak disebut sebagai pemicu turunnya penyerapan perangkat elektronik rumah tangga. Turunnya daya beli masyarakat juga menjadi penyebab penurunan penjualan elektronik.

”Pajak barang mewah membuat banyak perusahaan menahan pembelian AC berkapasitas besar. Kemudian, tax amnesty membuat dealer-dealer besar menahan diri melakukan penyerapan produk kami untuk menyelesaikan masalah perpajakannya,” kata National Sales Senior General Manager PT Sharp Electronics Indonesia Andry Adi Utomo di Jakarta kemarin.

Namun, walaupun kondisi pasar kurang baik, Andry mengatakan bahwa penjualan Sharp sepanjang 2016 tetap mengalami peningkatan dibanding 2015. Ini mendongkrak pertumbuhan pangsa pasar Sharp menjadi 19,6% untuk seluruh total kategori.

Pada tahun ini, perkiraan Bappenas bahwa pertumbuhan ekonomi naik di kisaran 5,1-5,3% menjadi landasan bagi pabrikan asal Jepang itu untuk membuat strategi pemasaran baru guna meningkatkan hasil penjualan dan pangsa pasar. Salah satunya adalah dengan menggarap lebih serius pasar e-commerce . ”Saat ini Sharp telah menjalin beberapa kerja sama dengan sejumlah toko online di Indonesia. Selama 2016 penjualan melalui kanal ini berkontribusi 1-2%,” tuturnya.

Berdasarkan data dari Asosiasi E-commerce Indonesia, pertumbuhan perdagangan elektronik nasional pada 2017 diprediksi tumbuh 122%. Ini memperlihatkan adanya peluang yang cukup menggiurkan untuk digarap. ”Kami bidik kontribusinya naik menjadi 5%,” ujar Andry. Sharp, kata dia, akan membuat produk-produk berbeda guna membedakan pasar offline dan online , hingga masing-masing kanal memiliki kelebihan untuk ditawarkan kepada konsumen.

(Raisa Adila)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya