Ia lalu menggorengnya dengan mencampurkan tepung dan beberapa bumbu dapur rempah-rempah. Tak disangka mengeluarkan aroma yang sedap dan lembut di lidah.
Selain di Palembang, kreasi topo ini sudah dipasarkan di beberapa kota seperti Jambi, Bengkulu, Padang, Makassar dan beberapa kota di pulau Jawa. Untuk pengemasan, topo menggunakan plastik khusus yang tebal agar tahan lama.
Di mana untuk satu bungkus dengan berat seratus gram dijual dengan harga Rp15 ribu. Berkat tingginya permintaan, topo meraup omzet puluhan juta rupiah per bulannya.
Selain di rumahnya, ia pun menjual secara online dan mengikuti berbagai pameran. “Kami kan sering ke pasar, saya lihat banyak tulang ikan ini banyak dibuang dan saya berpikir keras bagaimana memanfaatkan tulang ikan ini karena saya tahu kalsium tulang ikan kaya akhirnya saya terus mencoba sampai jadi crispy,” ujarnya.
Salah satu pelanggan, Fitria mengatakan ketagihan menyantap crispy tulang ikan tersebut. Pasalnya meski dari tulang ikan, namun terasa lembut dan renyah di mulut. “Rasanya enak dan harganya cukup terjangkau di kantong kita crispy ini disukai anak-anak saya biasanya dimakan buat lauk nasi,” ujarnya.
(Fakhri Rezy)