lnflasi harga konsumen regional diproyeksikan akan naik menjadi 3% pada 2017 dan 3,2% pada 2018, dari sebelumnya yang tercatat 2,5% pada 2016, karena permintaan konsumen yang lebih kuat dan harga komoditas global yang semakin meningkat. Namun, proyeksi inflasi untuk 2 tahun ke depan masih jauh di bawah rata-rata 10 tahun regional sebesar 3,9%.
Risiko yang dapat berpengaruh terhadap proyeksi ini antara lain adalah tingkat suku bunga Amerika Serikat yang lebih tinggi, yang akan mempercepat aliran modal keluar, meskipun risiko ini agak berkurang oleh melimpahnya likuiditas di kawasan ini. Pengaruh pengetatan kebijakan moneter Amerika Serikat kemungkinan terjadi secara perlahan-lahan, sehingga pemerintah di Asia dan Pasifik memiliki waktu untuk melakukan persiapan.
Perekonomian dengan nilai tukar fleksibel kemungkinkan dapat mengalami depresiasi mata uang yang lebih jauh dan inflasi lebih tinggi, sementara mata uang yang dikontrol pemerintah cenderung kurang terpengaruh dari dampak peningkatan daya saing lewat harga ekspor.
Di sisi domestik, kenaikan utang rumah tangga di beberapa perekonomian Asia mulai menjadi risiko yang perlu diperhatikan. Otoritas yang berwenang dapat mengatasi risiko ini melalui kehati-hatian kebijakan makro, seperti pengetatan rasio utang dan pendapatan bagi pinjaman. Selain itu dapat juga dilakukan intervensi yang lebih tegas di pasar perumahan guna mendinginkan permintaan spekulatif dan mencegah gelembung aset.
(Fakhri Rezy)