Rute baru ini dinilai akan menjadi sangat kompetitif, dilihat dari segi jarak dan waktu tempuh yang lebih singkat sehingga dapat mengurangi biaya transportasi dan logistik. Selain itu, adanya rute baru ini diharapkan juga dapat meningkatkan kerja sama perdagangan antara Indonesia dan Filipina.
“Rute Bitung-Davao hanya membutuhkan waktu tempuh 1-2 hari. Jauh lebih singkat dibandingkan dengan rute Bitung-Surabaya/Jakarta-Manila-Davao, yang membutuhkan setidaknya 1- 2 minggu. Tentunya biaya transportasi dan logistik pun akan berkurang,” jelas Menhub.
Selain meningkatkan perdagangan, pembukaan rute pelayaran baru ini juga diharapkan dapat meningkatkan pariwisata di Indonesia Timur dengan memberikan kontribusi dalam meningkatkan hubungan people-to-people contact di masa mendatang.
Untuk sekarang ini, yang dilakukan memang baru pada tahap perdagangan barang. Pada tahap awal yang akan dikirim oleh Filipina melalui Davao menuju Bitung adalah produk tepung. Sedangkan komoditas yang akan dibawa dari Bitung antara lain: jagung, kopra, dan mesin.
Ditemui di tempat berbeda, Direktur Jenderal Perhubungan Laut, A. Tonny Budiono menyatakan kapal yang rencananya akan digunakan untuk melayani rute Bitung-Davao/General Santos adalah Super Shuttle RoRo 12 dengan kapasitas 500 TEUs yang dioperasikan oleh Asian Marine Transport Corporation (AMTC). Kapal ini rencananya akan bersandar di Dermaga IV/IKD, Bitung.
(Dani Jumadil Akhir)