Bantahan Indo Beras Unggul Ditolak Kementan, Ini Penjelasannya

Feby Novalius, Jurnalis
Minggu 23 Juli 2017 11:05 WIB
Ilustrasi: (Foto: Okezone)
Share :

“Seluruh beras medium dan premium itu kan berasal dari gabah varietas Varietas Unggul Baru (VUB) yaitu IR64, Ciherang, Mekongga, Situ Bagendit, Cigeulis, Impari, Ciliwung, Cibogo dan lainnya yang diproduksi dan dijual dari petani kisaran Rp3.500-Rp4.700 per kg gabah,” ungkapnya.

“Jadi perusahaan ini membeli gabah atau beras jenis varietas VUB dan harga beli dari petani relatif sama, selanjutnya dengan diolah menjadi beras premium dan dijual ke konsumen dengan harga tinggi.  Ini yang menyebabkan disparitas harga tinggi, marjin yang mereka peroleh tinggi bisa 100% mereka memperoleh marjin di atas normal profit, sementara petani menderita dan konsumen menanggung harga tinggi," sambungnya. 

Atas tindakan PT IBU, Ana mengatakan, negara dirugikan akibat perilaku seperti ini. Kerugian pertama, uang negara dibelanjakan untuk membantu produksi petani, namun petani tidak menikmati. Produk dari petani diolah oleh perusahaan sedemikian rupa menjadi premium dan dijual harga tinggi kepada konsumen.

Jika hitungan kerugian seperti ini, harga beras di petani sekitar Rp7.000 per kg dan harga premium di konsumen sampai Rp20.000 per kg. Ibaratkan selisih harga ini minimal Rp10.000 per kg bila dikalikan beras premium yang beredar 1,0 juta ton (2,2% dari beras 45 juta ton setahun).

"Melalu hitungan ini maka kerugian keekonomian ditaksir Rp10 triliun," tandasnya.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya