JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) memastikan tidak ada penarikan produk milik PT Indo Beras Unggul (IBU) dari pasar retail. Meski saat ini, IBU sedang tersangkut masalah pengoplosan beras subsidi IR64 menjadi beras premium.
Ketua Aprindo Roy Mandey mengatakan, saat ini masalah IBU sedang ditangani pihak berwajib, tentunya peretail berharap pihak berwajib ataupun pemerintah menjaga kearifan. Artinya jika produk beras Cap Ayam Jago, milik PT IBU ditarik tentu dampaknya pada ketersediaan beras.
Mandey tidak menyebut seberapa besar stok beras PT IBU yang dijual di seluruh toko retail Indonesia. Yang jelas, jika ditarik dampaknya cukup signifikan. Pasalnya, ini bicara Indonesia bukan hanya Jakarta yang banyak toko dan alternatif, bagaimana dengan daerah seperti Ternate yang tokonya tidak banyak.
"Jadi ini kearifan yang harus tentunya dimengerti pihak berwajib, bahwa sebelum tata niaga beras ini selesai diatur, tentu tidak melakukan hal-hal yang memvonis retail, karena tidak ada dasar. Karena kita ingin menjaga supaya tata niaga ini diperbaiki," ujarnya di Kantor KPPU, Jakarta, Selasa (25/7/2017).
Kendati demikian, Roy mengaku bahwa kasus pemalsuan kualitas produk beras yang dilakukan PT Indo Beras Unggul (IBU) membuat retailer kebingungan. Oleh karenanya, dia mendukung langkah KPPU yang ingin memperbaiki tata niaga industri perberasan Indonesia dengan mengundang seluruh pelaku usaha beras.
"Kita apresiasi ini karena bagi kami retail modern seluruh Indonesia dari Aceh sampai Jayapura, fokus ini baik untuk tata niaga beras kita. Supaya tata niaga yang baik segala sesuatu bisa lebih cepat, terjangkau, dan sebagainya. Ini sifatnya yang diuntungkan masyarakat," tuturnya.
Dari pertemuan ini, retail tentu berharap seluruh masalah perberasan termasuk kasus PT IBU bisa diselesaikan. Tujuannya supaya mampu meningkatkan ekonomi masyarakat dengan harga terjangkau dan dapat daya beli pun terjaga.
(Fakhri Rezy)