JAKARTA - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro membantah jika dana haji digunakan untuk pembiayaan infrastruktur oleh pemerintah. Belakangan ini beredar kabar di media sosial jika pemerintah memakai dana haji sebesar Rp90 triliun untuk pembiayaan infrastruktur.
Menteri Bambang mengatakan, menurutnya kabar yang ada mengenai dana haji merupakan kesalahpahaman dalam penggunaan kata. Yang dimaksudkan oleh pemerintah adalah dana haji yang ada bukanlah untuk pembiayaan infrastruktur melainkan untuk investasi infrastruktur.
Baca juga: Dana Haji untuk Bangun Infrastruktur, Menko Darmin: Ini Bantu Orang Banyak
"Saya ingin meluruskan ada kesalahpahaman istilah penggunaan dana haji untuk infrastruktur. Kata penggunaan ini kalau diartikan belanja atau spending, ada dana haji Rp90 triliun dibelanjakan Rp10 triliun untuk infrastuktur itu baru salah, karena itu tidak boleh. Tapi kalau penggunaan tadi itu diinterpretasikan bukan spending tapi investasi itu boleh," ujarnya dalam acara High Level Discuss (HLD) di Hotel Fairmont, Jakarta, Jumat (28/7/2017).
Menurut Bambang, kesalahpahaman dari investasi dana haji ini dikarenakan belum ada instrumen yang jelas seperti halnya yang ada di Malaysia. Sehingga banyak yang masih menganggap jika dana haji disalahgunakan oleh pemerintah.
Baca juga: Tiru Malaysia, Dana Haji Diusulkan Dapat Biayai Proyek Infrastruktur
"Masyarakat kan salah paham karena instrumennya belum jelas mengenai investasi ini," jelasnya
Menurut Bambang, investasi dana haji kepada proyek infrastruktur sama halnya dengan investasi dana haji di bank syariah. Hanya saja, jika diinvestasikan kepada infrastruktur akan menghasilkan return yang besar.
Baca juga: Dana Haji Diusulkan Dapat Biayai Proyek, Sri Mulyani Tawari SUN Syariah
Hasil return tersebut bisa digunakan oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) untuk meningkatkan pelayanan haji. Sehingga dalam jangka waktu yang akan datang jamaah haji di Indonesia memiliki pelayanan yang memadai baik dari sisi penginapan, transportasi, medis, hingga makanan.
"Ini sebenarnya sama dengan investasi dana haji di bank syariah. Jadi enggak ada hubungannya dan berpengaruh dengan uang dari jamaah haji karena itu merupakan amanah. Tapi kalau mengandalkan di bank syariah return-nya kecil, kalau di infrastruktur itu lebih besar, jadi biar nanti returnya untuk meningkatnya pelayanan kepada jamah haji," jelasnya.
(Rizkie Fauzian)