KARAWANG - PT Pupuk Kujang Cikampek (PKC), Karawang, Jawa Barat, mendapat tawaran kerjasama dari Pemerintah Republik Laos. Kerjasama yang dimaksud yakni dalam hal pengembangan produksi bahan baku pupuk jenis KCL. Mengingat, di negara yang dibelah Sungai Mekong itu, potensi penambangan potasium yang merupakan bahan baku KCL cukup melimpah.
Menteri Luar Negeri Republik Laos, Saleumxay Kommasith mengatakan, kedatangannya ke produsen pupuk ini merupakan kunjungan balasan. Selain itu, kunjungannya ini sekaligus membicarakan soal kerjasama dalam hal pengembangan KCL.
"Di negara kami, potensi penambangan potasium yang merupakan bahan baku KCL cukup melimpah. Mungkin, ini bisa dieksplor oleh perusahaan pupuk Indonesia," ujar Saleumxay di sela-sela kunjungannya ke PT PKC.
Baca juga: Urea Tak Terpengaruh Pupuk Impor China
Selain itu, terang dia, pihaknya pun menawarkan kerjasama lain di bidang pertanian. Menurutnya, potensi lahan pertanian di negaranya, juga bisa dikerjasamakan secara bilateral serta saling menguntungkan. Mengingat, saat ini pupuk di Republik Laos masih kekurangan. Dengan adanya kerjasama ini, diharapkan pupuk dari Indonesia bisa membantu meningkatkan hasil produksi pertanian Laos.
"Kami sangat terbuka untuk kerjasama dengan perusahaan pupuk asal Indonesia," kata dia.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pupuk Kujang Cikampek, Nugraha Budi Eka Irianto mengatakan, kerjasama ini masih dalam tahap penjajakan. Dia pun mengakui, dalam hal ini banyak hal yang bisa disinergikan. Terutama, mengenai KCL yang merupakan bahan baku untuk pupuk.
"Kalau Laos punya potensi, kenapa tidak kita eksplor. Apalagi, jarak Laos dengan Indonesia dekat, jadi ini bisa menekan biaya produksi," ujarnya.
Baca juga: Stok Pupuk Periode 2016-2017 Dijamin Aman
Dia menjelaskan, selama ini KCL yang dibutuhkan Kujang merupakan impor dari sejumlah negara. Seperti, Kanada, Rusia, Jerman, dan Yordania. Untuk kebutuhan KCL, khusus untuk Kujang mencapai 60 ribu ton per tahun. Sedangkan, secara nasional kebutuhan KCL ini mencapai satu juta ton per tahun.
Menurutnya, selain pengembangan bahan baku KCL, sektor pertanian di Laos juga bisa jadi market baru bagi perusahaannya. Terutama, bagi produk-produk Kujang nonsubsidi. Seperti, NPK dan pupuk cair. Mengingat, Laos merupakan negara yang luasnya sekira tiga perempatnya Pulau Sumatera. Bahkan, penduduknya saja antara enam sampai tujuh juta jiwa.
Jadi, dia menambahkan, bila produk Kujang ekspansi ke negara ini sangat memungkinkan. Tak hanya itu, peluang untuk membangun pabrik baru di negara ini juga sangat besar. Mengingat, Laos memiliki tambang potasium. Serta, negaranya di belah dengan Sungai Mekong. Sehingga, ketersediaan airnya sangat mencukupi.
"Kalau pun harus membuat pabrik baru di Laos, itu sangat memungkinkan. Apalagi, Pupuk Indonesia punya anak perusahaan yang khusus bergerak di sektor pengembangan pabrik," pungkasnya.
(Rizkie Fauzian)