"Kalau kita masyarakat ke revolusi digital kita tidak boleh spending teknologi informasi itu tidak memadai, tapi kita juga harus yakin bahwa biaya yang dikeluarkan efektif. Tapi pesan kami ingin sampaikan bahwa kita perlu mengeluarkan biaya informasi dan teknologi yang memadai," tuturnya.
Agus mengakui bahwa investasi teknologi memang masih rendah kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi bila dibandingkan manufaktur dan pertambangan. Namun jika dilihat, investasi Indonesia sekarang cukup tinggi tercatat di sektor tersier seperti e-commerce dan financial technology pada 2016. Dengan nilai investasi sekira USD1,7 miliar.
Baca juga: CANGGIH! Big Data BI Bisa Deteksi Dini Capital Outflow
Menurut dia, apabila hambatan-hambatan dalam teknologi informasi digital dapat diatasi, digitalisasi ekonomi diperkirakan mampu memberikan nilai tambah yang jauh lebih besar dari capaian 2016 yakni USD1,7 miliar.
"Kita proyeksikan sebesar USD150 miliar bisa diberikan sektor digitalisasi terhadap PDB Indonesia di 2025. Jadi sekira 10% dari pada PDB di 2025. Yang dibarengi peningkatan penyerapan tenaga kerja mencapai hampir 4 juta orang," tukasnya.
(Rizkie Fauzian)