"Pasar Modal Indonesia saat ini juga sudah menjadi salah satu tujuan investasi yang menarik bagi para investor baik dalam maupun luar negeri. Pasar Modal Indonesia juga sudah berkembang menjadi salah satu sumber pendanaan jangka panjang (source of longterm financing) yang penting bagi dunia usaha dan juga bagi pemerintah untuk membiayai berbagai program pembangunan nasional, khususnya pembangunan infrastruktur, ditengah mulai terbatasnya pembiayaan dari sektor perbankan yang cenderung berjangka pendek," ujarnya.
Saat ini pemerintah memang tengah gencar melakukan pembangunan berbagai sarana infrastruktur pendukung seperti pelabuhan, jalan tol, pembangkit listrik, jalur kereta api, dan bandara. Pembangunan ini membutuhkan dana sekira Rp5000 triliun.
Namun, APBN hanya sanggup membiayai Rp1500 triliun. Untuk itu, butuh dukungan dari pasar modal dalam melakukan pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Salah satu strategi yang saat ini dipilih oleh pemerintah untuk membangun infrastruktur adalah melalui pemanfaatan berbagai instrumen pembiayaan di sektor pasar modal, mulai dari instrumen konvensional seperti saham dan obligasi.
"Lalu berbagai instrumen investasi seperti Dana Investasi Infrastruktur berbentuk KIK, Efek Beragun Aset (EBA) termasuk EBA Surat Partisipasi, Dana Investasi Real Estate baik yang konvensional maupun Syariah, Reksa Dana Penyertaan Terbatas, Reksa Dana Target Waktu, Dana Investasi Multi Aset berbentuk KIK," ujarnya.
(Fakhri Rezy)