Banteng Wulung Warnai 40 Tahun Pasar Modal Indonesia

, Jurnalis
Sabtu 19 Agustus 2017 06:45 WIB
Ilustrasi: (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Banteng Wulung adalah sosok hewan dalam legenda Kerajaan Pasundan. Hewan berkulit hitam, bertubuh besar, dapat berlari kencang dengan tanduk yang runcing ini diyakini dalam cerita rakyat Jawa Barat sebagai simbol penjaga.

Setiap yang diawasi dan dijaga Banteng Wulung diyakini memberikan aura positif sekaligus kesejahteraan. Di pasar modal, Banteng menjadi simbol bullish atau kondisi menguatnya pasar modal.

Simbol inilah yang dijadikan ikon peringatan 40 tahun diaktifkannya kembali Pasar Modal Indonesia. Ikon ini diwujudkan dalam bentuk patung Banteng Wulung seberat 7 ton yang diletakkan di halaman depan Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI).

Meskipun patung banteng bukan yang pertama ada di Bursa Efek Indonesia, kehadiran Banteng Wulung terlihat berbeda dan menonjol karena dalam ukuran besar dan berada persis di garda terdepan gedung yang menjadi simbol pasar modal Indonesia. Selain menjadi capital market icon, Banteng Wulung menjadi lambang destinasi wisata finansial di Indonesia.

Di pasar modal internasional, banteng (bull-bullish atau dalam keadaan naik) menjadi harapan bagi investor saham. Istilah lain yang sering digunakan selain bullish adalah hijau. Pasar modal tiap negara menggunakan bahan yang berbeda dalam membuat banteng yang menjadi simbol pasar modal di masing-masing negara.

Ada negara membuat banteng dari perunggu, semen, baja dan batu. Kali ini, BEI membuat patung Banteng Wulung dari fosil kayu pohon, yang ditemukan pada ke dalaman 30 meter dari permukaan tanah. Diharapkan, peran Banteng Wulung di BEI bisa menjaga pasar modal di Indonesia tetap bullish sehingga kesejahteraan semakin merata.

Peresmian patung Banteng Wulung, Minggu (13/8/2017) dihadiri Direktur Utama BEI, Tito Sulistio bersama jajaran direksi, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

"Kita percaya BEI bisa meningkatkan literasi inklusi soal keuangan dan pasar modal. Kita juga akan menjadi saksi sejarah simbol banteng yang ditandatangani Presiden Joko Widodo. Banteng Wulung ini menjadi karakter saham (yang positif)," kata Dirut BEI, Tito Sulistio, dalam sambutannya.

Dengan adanya ikon baru BEI, wisatawan bisa ber-selfie di depan patung yang terbuat dari kayu fosil berusia 2,5 juta tahun itu. “Ini juga bagian dari kebudayaan, dan diharapkan menjadi ikon pariwisata DKI lainnya,” kata Tito Sulistio.

Di tempat yang sama, Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso mengatakan, usia 40 tahun ini sudah matang bagi BEI dan diharapkan dapat meningkatkan manfaat kepada masyarakat, terutama terkait pengetahuan soal investasi dan pasar modal.

Selama kurun waktu 5 tahun terakhir, lanjut Wimboh, jumlah dana yang berhasil dihimpun berbagai perusahaan dari pasar modal, baik melalui penerbitan saham maupun obligasi korporasi, nilainya telah mencapai Rp622 triliun. Sementara nilai kapitalisasinya hingga saat ini telah mencapai lebih dari Rp6.000 triliun. Peningkatan selama 5 tahun ini telah mencapai lebih dari 40%.

"Peningkatan ini sekaligus menunjukkan peningkatan peran pasar modal dan potensi perkembangannya dalam memenuhi kebutuhan pendanaan tidak hanya bagi banyak perusahaan di Indonesia namun juga bagi pemerintah," tutur Wimboh.

Selain peresmian patung Banteng Wulung, dalam acara ini juga diresmikan Galeri Investasi BEI yang ke 300 di Makassar, dan pelepasan peserta Stock Code Fun Walk yang diikuti perwakilan dari 500 emiten. (TIM BEI)

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya