JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat pertumbuhan jumlah transaksi surat utang dalam Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA). Total nilai transaksi mencapai Rp246,1 triliun sepanjang 2024, alias meningkat 76% dibandingkan tahun sebelumnya.
Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menyebut peningkatan ini turut mendorong pangsa pasar Interdealer Domestic Market Share menjadi 16%, atau naik 77% dibandingkan periode sebelumnya.
“Kami percaya SPPA akan memainkan peranan penting dalam ekosistem Perdagangan Surat Utang dan Pasar Uang di Indonesia,” kata Jeffrey di Jakarta, Senin (10/3/2025).
Selain itu, jumlah pengguna jasa SPPA juga mengalami lonjakan drastis, terutama sejak adanya fitur transaksi Repurchase Agreement (Repo) dalam SPPA.
Hingga awal tahun ini, BEI mencatat terdapat 39 pengguna yang aktif memanfaatkan layanan transaksi Repo, meningkat 95% dibandingkan saat awal implementasi sistem ini.