JAKARTA - Investasi bodong masih marak terjadi. Minimnya pemahaman masyarakat menjadi salah satu faktor menjamurnya praktik investasi bodong. Oleh karena itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan akan meningkatkan edukasi terhadap masyarakat.
"Edukasinya kita akan melakukan lebih gencar lagi dengan teknik yang lebih baik sehingga masyarakat betul-betul paham, bekerja sama dengan semua lembaga yang terkait," kata Ketua Dewan Komisioner (DK) OJK Wimboh Santoso ditemui di Jakarta, Selasa (22/8/2017).
Baca juga: Duh! Selain First Travel, Satgas Waspada Hentikan 11 Perusahaan Bodong
Selain edukasi, peranan dari Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi juga akan ditingkatkan. Dan diharapkan semakin banyak masyarakat yang dapat memperoleh perlindungan dari maraknya investasi bodong yang merugikan keuangan masyarakat.
"Satgasnya akan kita efektifkan, intensitasnya dan men-cover masyarakat yang lebih banyak dan satgas ini kan seluruh instansi terkait, dan ini bersama-sama lah kita melakukan sosialisasi dan edukasi untuk masyarakat," lanjut Wimboh.
Baca juga: Soal First Travel, OJK: Tidak Bisa Hentikan Operasional, Bukan Wewenang Kami
Dirinya juga menekankan agar masyarakat tidak segan dan takut untuk mengadukan penipuan investasi bodong yang menimpa mereka. Masyarakat diharapkan juga tidak gegabah dalam menyikapi penipuan investasi bodong yang menimpa mereka.
"Kalau anda merasa dirugikan dilapori saja jumlahnya berapa kita lihat nanti. Pokoknya masyarakat tenang, kalau dirugikan tolong lapor nanti kita fasilitasi, mediasi," paparnya.
Baca juga: Calon Jamaah Umrah Buru Pemilik First Travel: Jangan Sampai Lari ke Luar Negeri!
Dan tidak kalah penting, masyarakat harus mulai menyadari risiko dari investasi yang memberi iming-iming keuntungan yang di luar kewajaran. Sebab itu mengindikasikan adanya penipuan. Namun dia yakin, masyarakat saat ini sudah semakin paham dengan investasi bodong.
"Sebelum melakukan transaksi di ukur-ukur risikonya besar enggak, kalau besar ya di pikir-pikir, jangan asal kelihatannya untung gede, untungnya gede pasti ruginya gede," tandasnya.
(Fakhri Rezy)